Venus, yang sering disebut sebagai "kembaran Bumi," kini menjadi perhatian para ilmuwan setelah terungkapnya mekanisme di balik terbentuknya fitur misterius yang dikenal sebagai coronae. Fitur berbentuk mahkota ini telah menyimpan teka-teki selama bertahun-tahun, dan studi terbaru memberikan wawasan baru tentang bagaimana fenomena ini terjadi.
Menurut penelitian yang dipimpin oleh David Stegman, seorang profesor geosains, coronae besar di Venus terbentuk akibat arus panas dari mantel planet. Penelitian menunjukkan bahwa mantel Venus memiliki struktur mirip “plafon kaca” pada kedalaman sekitar 600 km, yang berfungsi untuk menjebak panas dan mengalirkan material panas ke samping. Arus panas yang cukup besar inilah yang kemudian naik ke permukaan, membentuk coronae raksasa.
Para peneliti telah memetakan lebih dari 700 coronae dengan diameter bervariasi, mulai dari 200 km hingga lebih dari 500 km. Coronae yang lebih besar dihasilkan dari aktivitas mantel dan proses tektonik, sementara yang lebih kecil dapat dianggap sebagai gelembung lilin dalam lampu lava, yang terbentuk dari arus panas lokal.
David Stegman mencatat bahwa pemahaman manusia tentang Venus saat ini mirip dengan apa yang terjadi sebelum teori tektonik lempeng di Bumi diakui pada tahun 1960-an. “Kita belum memiliki teori yang memadai untuk menjelaskan bagaimana panas interior Venus muncul dalam bentuk fitur geologi di permukaan,” ujarnya. Penelitian ini menandai langkah maju yang signifikan dalam memahami dinamika geologis pada planet tetangga kita.
Mekanisme Pembentukan Coronae
Studi ini menggunakan model komputer untuk menganalisis bagaimana arus panas terbentuk. Proses dimulai dengan turunnya bongkahan batuan dingin dari kerak ke mantel yang lebih panas, memicu reaksi berantai yang menyebabkan kantong batuan panas naik ke permukaan. Proses ini menciptakan variasi coronae yang unik, dengan model yang menunjukkan bahwa mantel Venus mungkin 250–400 Kelvin lebih panas dibandingkan dengan Bumi.
Namun, meskipun hasil penelitian menjanjikan, para ilmuwan mengingatkan pentingnya melakukan simulasi tiga dimensi dan mempelajari variasi komposisi mantel. Pelacakan aktivitas panas dan geologis Venus sepanjang sejarah akan sangat krusial untuk memahami pembentukan coronae, gunung api, dan fitur-fitur permukaan lainnya.
Perbandingan dengan Bumi
Venus dan Bumi sering dianggap sebagai kembar karena ukuran, kepadatan, dan jarak mereka yang mirip dari Matahari. Namun, permukaan kedua planet ini sangat berbeda. Venus memiliki kerak tunggal tanpa lempeng tektonik, membuat proses geologisnya lebih kompleks. Penelitian terbaru ini memberikan pandangan yang lebih dalam mengenai perbedaan tersebut dan bagaimana dua planet yang tampak serupa dapat memiliki kondisi yang sangat berbeda.
Kesimpulan dan Harapan untuk Penelitian Lanjutan
Penemuan ini membuka babak baru dalam studi planet Venus. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang coronae dan proses geologis yang mendasarinya, para ilmuwan berharap dapat merencanakan misi di masa depan untuk mengeksplorasi lebih lanjut planet ini. Penelitian ini tidak hanya relevan bagi pemahaman kita tentang Venus, tetapi juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas mengenai proses geologis di planet-planet lain di tata surya.
Sebagai langkah selanjutnya, komunitas ilmiah diharapkan untuk terus meneliti dan membangun model yang lebih kompleks, guna menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar mengenai fenomena ini. Dengan demikian, Venus akan tetap menjadi objek penelitian dan eksplorasi yang menarik, menunggu untuk mengungkap segala misterinya.
Src: https://mediaindonesia.com/teknologi/815983/fitur-misterius-mirip-mahkota-di-venus-akhirnya-terjawab?page=all





