Ponsel jadul atau yang sering disebut dumbphone, semakin menunjukkan popularitas di tengah gaya hidup digital minimalis yang diadopsi banyak orang saat ini. Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian kembali tertuju pada ponsel sederhana berkat meningkatnya kesadaran akan dampak negatif dari penggunaan smartphone yang berlebihan. Data dari Counterpoint Research menunjukkan bahwa sekitar 210 juta feature phone terjual di seluruh dunia pada tahun lalu, yang mengindikasikan sekitar 15% dari total penjualan ponsel global.
Kondisi ini mencerminkan bahwa walau penjualan ponsel pintar masih dominan, kebutuhan akan perangkat yang tidak mengganggu konsentrasi dan kesehatan mental semakin meningkat. Banyak orang yang berusaha untuk "digital detox" dan kembali ke perangkat dengan fungsi terbatas sebagai salah satu solusinya. Dengan menggunakan ponsel sederhana, pengguna merasa lebih terfokus dan terlepas dari gangguan yang sering muncul dari notifikasi aplikasi.
Munculnya Inovasi dari Perusahaan Teknologi
Beberapa produsen mulai memperhatikan tren ini dengan serius. Misalnya, perusahaan teknologi asal Swiss, Punkt, telah mengembangkan ponsel MP01 yang dirancang khusus untuk membantu orang mengurangi distraksi. Menurut pendiri Punkt, Petter Neby, penjualannya mencapai sekitar 50 ribu unit per tahun dengan harga yang tidak murah, yaitu sekitar US$299 (sekitar Rp 5 juta).
Ponsel tersebut menjawab kebutuhan masyarakat yang ingin kehidupan yang lebih tenang dan terhindar dari gangguan yang ditimbulkan oleh smartphone canggih. Neby menjelaskan bahwa tujuan awal desain ponsel ini adalah untuk mempermudah komunikasi sederhana, tanpa mengalihkan perhatian dari aktivitas penting lainnya.
Inovasi dari HMD Global
Di sisi lain, HMD Global yang memegang merek Nokia juga memperkenalkan fitur baru dalam bentuk HMD Fuse. Ponsel ini dirancang dengan fokus pada keamanan anak-anak. Fitur awal hanya memungkinkan telepon dan SMS, sementara aplikasi hanya dapat dibuka oleh orang tua sesuai usia anak. Sistem kecerdasan buatan HarmBlock di dalamnya bahkan mampu memblokir konten yang tidak pantas.
Adam Ferguson, kepala pemasaran produk di HMD, mengungkapkan keinginannya untuk membentuk hubungan yang lebih sehat antara anak-anak dan penggunaan teknologi. "Kami ingin anak-anak belajar menggunakan telepon dengan cara yang aman," ujarnya.
Tren Digital Minimalis yang Terus Berkembang
Sementara itu, tren gaya hidup digital minimalis yang semakin banyak diadopsi juga memberikan kontribusi terhadap popularitas ponsel jadul. Banyak orang mulai menyadari bahwa penggunaan smartphone yang berlebihan dapat membawa dampak negatif, seperti penurunan kualitas tidur dan kesehatan mental. Melalui penggunaan feature phone, mereka merasa lebih bebas dari kecanduan perangkat yang sering kali membuat mereka terhubung dengan berbagai informasi secara terus-menerus.
Dengan semakin banyaknya pilihan ponsel sederhana di pasaran, dari yang berfungsi terbatas hingga yang memiliki fitur lebih canggih, pengguna memiliki kebebasan untuk memilih sesuai dengan gaya hidup yang mereka inginkan. Hal ini menunjukkan bahwa ada pangsa pasar yang tetap relevan buat perangkat dengan fungsi terbatas di tengah dominasi smartphone.
Kesimpulan yang Belum Berakhir
Meskipun raksasa teknologi seperti Apple dan Samsung mungkin masih enggan untuk memasuki pasar ini yang bertentangan dengan model bisnis mereka, meningkatnya permintaan dari konsumen untuk alternatif yang lebih sederhana dapat menjadi faktor pengubah permainan. Seiring dengan berkembangnya tren digital minimalis, ponsel jadul semakin mendapat tempat di hati masyarakat, menjadi simbol perlawanan terhadap tekanan dan distraksi dari dunia digital yang terus menerus mengelilingi kita.
Dengan kehadiran inovasi dari berbagai perusahaan, tampaknya ponsel jadul tidak hanya sekedar alat komunikasi sederhana, tetapi juga menjadi bagian dari gaya hidup yang lebih sehat dan terkontrol.
Src: https://mediaindonesia.com/teknologi/816388/ponsel-jadul-kembali-populer-penuhi-gaya-hidup-digital-minimalis?page=all





