
Ecolab Inc. baru saja memperkenalkan solusi pendinginan modern yang ramah lingkungan untuk mendukung operasional pusat data, khususnya di pasar Asia Tenggara. Peluncuran teknologi terbaru ini dilakukan di Singapura dalam acara Data Center World Asia 2025. Inovasi ini bertujuan mendorong keberlanjutan pusat data sekaligus meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.
Teknologi yang diperkenalkan, 3D TRASAR™ untuk Direct-to-Chip Liquid Cooling, memungkinkan pemantauan secara real-time terhadap kondisi kesehatan sistem pendingin server. Parameter seperti suhu, kadar pH, dan laju aliran bisa diawasi dengan akurat, sehingga potensi kerusakan dapat diminimalisir. Dengan pendekatan ini, Ecolab menghadirkan sistem pendinginan yang tidak hanya menjaga performa perangkat keras, tetapi juga mengurangi penggunaan energi dan air secara signifikan.
Teknologi tersebut merupakan bagian dari portofolio manajemen pendinginan Ecolab yang mengombinasikan teknologi canggih dengan data analitik. Sistem ini mendukung pengoptimalan Water Use Efficiency (WUE) dan Power Usage Effectiveness (PUE), dua indikator penting dalam mengukur efisiensi operasional pusat data dalam hal konsumsi air dan listrik. Hal ini sejalan dengan target keberlanjutan yang semakin menjadi fokus utama di industri pusat data global.
Menurut Gregory Lukasik, CEO & Senior Vice President Ecolab Southeast Asia, peluncuran teknologi ini menegaskan komitmen perusahaan untuk menjadi pemimpin dalam pengelolaan pendinginan yang efektif dan ramah lingkungan. “Kami membawa pendekatan menyeluruh dari tingkat site hingga level chip, memberikan solusi yang mendukung industri pusat data agar lebih awet dan berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan resmi pada Jumat, 17 Oktober 2024.
Urgensi solusi inovatif ini semakin meningkat mengingat peran kritikal pusat data di era digital yang didorong oleh kecerdasan buatan (AI), cloud computing, dan high-performance computing (HPC). Wilayah Asia Pasifik khususnya berkembang pesat sebagai hub pusat data, dengan lebih dari 40 persen kapasitas global baru diproyeksikan hingga tahun 2030. Permintaan energi untuk mendukung data center pun diperkirakan meningkat dua kali lipat seiring pertumbuhan teknologi digital.
Di Singapura sendiri, pusat data menyumbang sekitar 7 persen dari konsumsi listrik nasional. Uniknya, hingga 40 persen energi tersebut digunakan khusus untuk proses pendinginan. Dengan nilai pasar pusat data yang diperkirakan bertumbuh dari US$4,16 miliar pada 2024 menjadi US$5,59 miliar pada 2030, pengelolaan risiko dan efisiensi operasional menjadi kunci keberlanjutan jangka panjang.
Ecolab, yang telah hadir di Singapura sejak tahun 1970-an, kini mengoperasikan dua lokasi dan mempekerjakan ratusan tenaga ahli di wilayah tersebut. Perusahaan ini melayani berbagai sektor industri termasuk manufaktur makanan dan minuman, perhotelan, life sciences, mikroelektronika, energi, dan tentu saja pusat data. Keahlian Ecolab dalam manajemen air dan efisiensi proses mendukung penerapan solusi berkelanjutan yang mampu mengurangi dampak lingkungan sekaligus meningkatkan daya saing bisnis.
Dengan teknologi pendukung seperti 3D TRASAR™, operator pusat data dapat mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam kritis dan mengoptimalkan penggunaan energi serta air. Ini sekaligus menjadi dorongan penting bagi ekosistem pusat data yang ingin memitigasi jejak karbon dan memperkuat ketahanan operasional dalam menghadapi tuntutan teknologi digital masa depan.
Langkah Ecolab ini juga menggarisbawahi pentingnya inovasi berkelanjutan di sektor infrastruktur digital, terutama dalam menghadapi pertumbuhan pesat kebutuhan data serta tantangan lingkungan global. Implementasi teknologi pendinginan modern yang hemat energi dan air menjadi salah satu solusi kunci untuk menciptakan pusat data yang lebih hijau dan efisien di ranah Asia Tenggara dan sekitarnya.
Source: katadata.co.id





