
Antusiasme pengguna di Indonesia terhadap peluncuran iPhone 17 baru-baru ini menyisakan sejumlah masalah serius yang mengganggu kepuasan konsumen. Meskipun permintaan untuk perangkat tersebut melambung tinggi, dengan belasan ribu unit telah terjual dalam periode pre-order, tidak sedikit konsumen yang mulai melaporkan adanya cacat produksi. Dari masalah warna yang luntur hingga fungsi yang tidak beroperasi dengan baik, iPhone 17 rupanya belum sepenuhnya siap untuk pasar.
Keluhan Pengguna dan Cacat Produksi
Salah satu isu paling mencolok adalah fenomena yang dijuluki "color-gate." Pengguna iPhone 17 Pro dengan varian warna "Cosmic Orange" mengeluhkan bahwa warna perangkat mereka mulai luntur dan berubah menjadi pucat bahkan merah muda. Ini menunjukkan adanya kegagalan dalam proses finishing yang seharusnya menjamin ketahanan warna. Penyebab cacat ini tetap menjadi misteri, tetapi banyak yang menduga ini terkait dengan material yang digunakan.
Selanjutnya, banyak pengguna yang mengalami masalah yang dikenal sebagai "scratchgate." Material aluminium anodized pada iPhone 17 Pro dilaporkan sangat mudah tergores, bahkan dalam pemakaian sehari-hari. Beberapa pengguna mengeluh tentang tonjolan kamera yang cepat mengalami kerusakan, seperti mengelupas atau tergores parah hanya dalam beberapa hari penggunaan. Kritik juga mengarah kepada desain kamera yang dinilai buruk. Desain tonjolan kamera yang memiliki sudut tajam dianggap rentan terhadap benturan dan goresan.
Kegagalan Fungsi Inti dan Masalah Konektivitas
Masalah lain yang tidak kalah serius adalah kegagalan fungsi inti ponsel sebagai alat komunikasi. Pengguna melaporkan banyak kasus panggilan yang terputus serta sinyal yang tidak stabil saat berpindah dari jaringan 4G ke 5G. Tak hanya itu, konektivitas Wi-Fi dan CarPlay juga terputus setiap kali ponsel dibuka. Kegagalan ini tentu sangat mengganggu pengalaman pengguna, yang mengharapkan kualitas terbaik dari perangkat mahal ini.
Kekurangan di Sisi Performa dan Perangkat Lunak
Kelemahan lain yang muncul terkait dengan fitur kecerdasan buatan yang diunggulkan oleh Apple. Pengguna melaporkan bahwa beberapa fungsi AI tidak berjalan dengan baik, bahkan tidak dapat diunduh sepenuhnya. Sebagai langkah pemulihan, Apple kini dilaporkan sedang mempersiapkan pembaruan perangkat lunak untuk mengatasi masalah ini.
Beberapa pengguna iPhone 17 Air juga mengalami masalah overheating, di mana perangkat cepat panas dan mengalami penurunan performa saat menjalankan aplikasi yang berat. Masalah ini tentu mengecewakan, terutama mengingat harga premium yang ditawarkan.
Dampak Keluhan pada Pasar Indonesia
Walau diselimuti masalah, permintaan untuk iPhone 17 tetap tinggi di Indonesia. Menurut PT Erajaya Swasembada Tbk., distributor resmi Apple di Indonesia, pasar menunjukkan loyalitas merek yang luar biasa. Permintaan untuk perangkat ini jauh melampaui seri sebelumnya, meskipun ada serangkaian masalah yang sudah dilaporkan. Ini menciptakan dilema menarik di tengah kelangkaan stok, di mana pabrikan justru sedang berjuang mengatasi krisis kontrol kualitas.
Dengan harga mulai Rp25,7 juta hingga Rp44 juta, konsumen kini dihadapkan pada risiko membeli produk yang mungkin memiliki cacat bawaan. Meskipun euforia peluncuran iPhone 17 sangat terasa, pengguna di Indonesia mungkin perlu berpikir dua kali sebelum membuat keputusan pembelian di tengah bukti-bukti masalah yang meluas.
Apple kini menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan reputasi mereka, di mana kontrol kualitas menjadi fokus utama untuk memperbaiki persepsi konsumen terhadap produk terbaru mereka.
Source: tekno.sindonews.com





