
Kapasitas pusat data di Malaysia diperkirakan meningkat tajam hingga mencapai 3.105 Megawatt (MW). Angka tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 350% dari kapasitas sebelumnya yang hanya 690 MW.
Sementara itu, kapasitas pusat data di Indonesia diprediksi bertambah menjadi 1.155 MW atau naik 250% dari 330 MW. Data ini mengacu pada kapasitas pusat data yang direncanakan, sedang dibangun, maupun dalam tahap awal komitmen.
Perbandingan Kapasitas Pusat Data Asia Tenggara
Berikut rincian kenaikan kapasitas pusat data di beberapa negara utama Asia Tenggara berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2025 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company:
- Singapura: Dari 1.000 MW naik 30% menjadi 1.300 MW
- Malaysia: Dari 690 MW naik 350% menjadi 3.105 MW
- Thailand: Dari 350 MW naik 200% menjadi 1.050 MW
- Indonesia: Dari 330 MW naik 250% menjadi 1.155 MW
- Filipina: Dari 180 MW naik 250% menjadi 450 MW
- Vietnam: Dari 55 MW naik 200% menjadi 165 MW
Total kapasitas kawasan diperkirakan naik 894% menjadi 7.225 MW.
Lonjakan kapasitas di Malaysia terjadi karena keterbatasan suplai energi di Singapura sebagai pusat data utama kawasan. Banyak penyedia layanan cloud global kini menggeser fokus investasi ke negara tetangga, terutama Malaysia dan Indonesia.
Investasi Besar di Pusat Data Malaysia
Malaysia mulai membangun fasilitas pusat data khusus untuk kecerdasan buatan (AI) di Kulai, Johor. Fasilitas ini merupakan hasil kerja sama antara YTL Power International dengan Nvidia, produsen GPU terbesar dunia.
Sejumlah perusahaan teknologi besar telah menanamkan modal di Malaysia, antara lain:
- Equinix, dengan investasi awal US$ 40 juta di Johor dan ekspansi ke Kuala Lumpur.
- Vantage Data Centers, membangun kampus data center berkapasitas 256 MW di Cyberjaya.
- STACK Infrastructure, mengembangkan kampus pusat data 220 MW di Johor Bahru.
- NTT DATA Corporation, mengakuisisi lahan 68,5 acre untuk kampus data center 290 MW.
- ST Telemedia Global Data Centres, membangun kampus dengan kapasitas awal sekitar 20 MW di Kuala Lumpur dan Cyberjaya.
- EdgeConneX, merencanakan beberapa data center dengan kapasitas gabungan hampir 300 MW.
- Google LLC, memulai pembangunan pusat data hyperscale di Selangor.
Pengaruh Kebijakan dan Tantangan Infrastruktur
Kebijakan lokalisasi data di Indonesia dan Thailand turut mendorong pembangunan pusat data domestik. Peraturan ini mewajibkan data sensitif disimpan di dalam negeri sehingga meningkatkan kebutuhan pusat data lokal. Namun, kebijakan tersebut dapat membatasi aliran data lintas batas yang sangat penting untuk pengembangan AI regional.
Peningkatan kapasitas pusat data juga didukung oleh perluasan jaringan 5G dan peningkatan keandalan pasokan listrik. Infrastruktur cloud yang lebih luas pun mempercepat adopsi teknologi AI di berbagai sektor.
Meski begitu, ada tantangan besar yang harus dihadapi, seperti memastikan pasokan energi yang cukup dan ramah lingkungan. Kestabilan jaringan listrik dan ketersediaan air untuk sistem pendinginan pusat data juga perlu diperhatikan agar operasional berjalan optimal.
Menurut laporan, pertumbuhan ekosistem perangkat lunak di Asia Tenggara makin matang dengan peningkatan jumlah talenta dan pengembangan model AI lokal. Hal ini menjadi faktor penting agar investasi besar di pusat data dan teknologi AI dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi perekonomian kawasan.
Baca selengkapnya di: katadata.co.id




