Mata Bunglon Berputar: Rahasia Canggih di Balik Teknik Berburu yang Mengagumkan

Bunglon dikenal karena kemampuan luar biasa dalam menyesuaikan warna tubuhnya dengan lingkungan. Namun, salah satu fitur paling menarik dari bunglon bukanlah kemampuannya dalam kamuflase, melainkan kemampuan matanya yang dapat bergerak secara independen. Baru-baru ini, penelitian mendalam mengungkapkan bagaimana mata bunglon dapat berputar dan bergerak untuk membantu mereka saat berburu mangsa.

Sebuah studi yang dipimpin oleh Dr. Juan Daza dari Sam Houston State University menjelaskan bahwa bunglon memiliki struktur saraf optik spiral yang unik. Penemuan ini didapat melalui pemindaian CT dan pemodelan 3D pada spesies bunglon kecil, Brookesia minima. Struktur saraf yang melingkar ini memungkinkan mata bunglon untuk bergerak ke segala arah. “Mata bunglon seperti kamera keamanan, bergerak ke segala arah,” kata Daza.

Keberadaan dua mata yang dapat bergerak secara terpisah membuat bunglon mampu memindai lingkungan secara lebih efektif. Saat mereka menemukan mangsa, kedua mata akan terkoordinasi untuk bergerak ke arah yang sama. Dengan cara ini, bunglon mampu memperkirakan dengan tepat ke mana lidah mereka harus diluncurkan untuk menangkap mangsa.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa struktur saraf optik yang melingkar bukanlah hal yang umum ditemui di vertebrata lain. Menurut Daza, hal ini mungkin berhubungan dengan evolusi leher bunglon yang kaku. Leher yang tidak fleksibel membatasi kemampuan mereka untuk mengarahkan pandangan secara langsung. Dengan mengembangkan struktur saraf seperti ini, bunglon dapat meningkatkan jangkauan gerak matanya.

Dalam dunia hewan, beberapa spesies lain — seperti beberapa ikan dan burung — juga mempunyai kemampuan untuk menggerakkan mata secara independen. Namun, struktur saraf yang mereka miliki berbeda dari yang ada pada bunglon. Daza mengibaratkan saraf optik yang spiral ini layaknya kabel ponsel yang dulu, di mana penggulungan kabel memungkinkan gerakan yang lebih bebas.

Kelebihan ini sangat membantu bunglon saat berburu. Lidah mereka bisa mencapai dua kali panjang tubuhnya, memberi mereka keunggulan dalam menangkap mangsa dari jarak jauh. Ketika lidah tidak digunakan, bunglon menggulungnya, sama halnya dengan cara mereka mengelola struktur saraf yang membawa sinyal dari mata ke otak.

Penemuan ini juga menjadi topik yang menarik bagi para ilmuwan sejak lama. Bunglon telah diteliti secara intensif, namun struktur unik ini masih belum diperhatikan sebelumnya oleh banyak peneliti. Daza terkejut mengetahui bahwa evolusi muncul dalam bentuk yang mirip dengan sistem pada beberapa serangga, tetapi belum pernah terlihat pada vertebrata lain.

Dari sudut pandang evolusi, penemuan ini menunjukkan adaptasi unik yang telah diambil bunglon untuk bertahan dan berburu di lingkungan mereka. Dengan mata yang dapat bergerak secara independen, mereka meningkatkan peluang untuk bertahan hidup dengan cara yang efisien. Penelitian ini membuka pemahaman baru tentang bagaimana biodiversitas dan adaptasi dapat mengarah pada kemampuan luar biasa di dunia hewan.

Dengan cara ini, mata bunglon bukan hanya alat untuk melihat, tapi juga merupakan alat penting dalam strategi berburu mereka. Kemampuan ini menunjukkan bagaimana evolusi membentuk anatomi dan perilaku organisme untuk memaksimalkan survival. Ini juga menggambarkan bagaimana spesies dapat menyesuaikan diri dengan tantangan yang mereka hadapi dalam lingkungan mereka.

Dalam penjelajahan lebih lanjut tentang cara-cara unik spesies lain mengatasi kendala serupa, studi ini dapat memberikan pandangan yang lebih luas tentang adaptasi dan inovasi dalam alam. Melalui penemuan ini, kita dapat memahami dengan lebih baik kompleksitas bentuk kehidupan di planet kita.

Baca selengkapnya di: tekno.sindonews.com

Berita Terkait

Back to top button