Amazon PHK 14.000 Karyawan, Terbesar dalam 31 Tahun: Penyebab dan Dampaknya bagi Industri Teknologi

Amazon mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 14.000 karyawannya pada Oktober 2025. Ini merupakan angka PHK terbesar yang pernah dilakukan Amazon sejak berdiri pada 1994, menandai perubahan signifikan dalam kebijakan perusahaan.

PHK ini menyasar hampir semua lini bisnis Amazon, termasuk komputasi awan, perangkat, periklanan, ritel, dan toko kelontong. Namun, kategori yang paling terdampak adalah engineer, dengan sekitar 40 persen dari PHK di negara bagian utama perusahaan adalah insinyur perangkat lunak.

PHK Terbesar dalam 31 Tahun

Pengajuan dokumen Pemberitahuan Penyesuaian dan Pelatihan Ulang Pekerja (WARN) di negara bagian New York, California, New Jersey, dan Washington menunjukkan bahwa 4.700 pekerja di wilayah tersebut akan terdampak. Dari jumlah ini, 1.800 orang adalah engineer. Data PHK ini hanya mencerminkan sebagian dari total angka PHK secara global karena aturan pelaporan yang berbeda tiap negara bagian.

Langkah ini menjadikan Amazon bagian dari tren pemangkasan tenaga kerja besar-besaran di sektor teknologi. Sepanjang tahun ini, perusahaan teknologi global telah mem-PHK sekitar 113 ribu karyawan, menurut data dari Layoffs.fyi. Fenomena ini berlanjut dari tren penyesuaian yang dimulai sejak pandemi Covid-19 mereda.

Alasan di Balik PHK Massal

CEO Amazon, Andy Jassy, menyebutkan bahwa budaya perusahaan yang terlalu birokratis menjadi alasan utama PHK. Ia berupaya mengubah Amazon menjadi "startup terbesar di dunia" dengan struktur organisasi yang lebih ramping dan dinamis. Jassy menekankan pentingnya pengurangan lapisan birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan efisiensi operasional.

Selain itu, Amazon sedang mengalihkan fokus investasinya ke teknologi kecerdasan buatan (AI). Meskipun demikian, perusahaan secara tegas menyatakan bahwa AI bukanlah penyebab utama PHK ini. Menurut Amazon, tujuan utama pemangkasan karyawan adalah untuk mengurangi birokrasi dan meningkatkan kecepatan inovasi.

Dampak PHK pada Insinyur Perangkat Lunak

PHK ini berdampak signifikan pada beragam posisi insinyur perangkat lunak, khususnya posisi tingkat menengah seperti Software Development Engineer II (SDE II). Peran ini terkena dampak secara tidak proporsional dibandingkan posisi lain.

Keputusan ini juga dipicu oleh kemajuan AI yang mempengaruhi pekerjaan di bidang pengembangan perangkat lunak. Banyak perusahaan teknologi mulai mengadopsi asisten pengkodean berbasis AI, seperti platform dari Cursor, OpenAI, dan Cognition. Amazon pun meluncurkan platform serupa bernama Kiro untuk meningkatkan efisiensi kerja para engineer-nya.

Pernyataan Sumber Daya Manusia

Beth Galetti, Kepala Sumber Daya Manusia Amazon, dalam memo internal menyoroti pentingnya inovasi dengan tim yang lebih kecil. Ia menegaskan bahwa generasi AI saat ini merupakan teknologi paling transformatif sejak internet, memungkinkan perusahaan bergerak lebih cepat dan lincah.

Galetti menyampaikan bahwa struktur organisasi yang lebih sederhana dan tanggung jawab yang jelas akan mendukung perusahaan menghadapi tantangan pasar dengan lebih efektif. Pendekatan ini sejalan dengan pandangan Andy Jassy untuk menciptakan budaya kerja yang gesit dan fokus pada pelanggan.

Tantangan dan Peluang ke Depan

Langkah Amazon ini mengindikasikan perubahan besar dalam lanskap teknologi global. Perusahaan harus menyesuaikan diri dengan dinamika pasar yang berkembang cepat dan teknologi baru seperti AI yang mengubah model bisnis dan struktur tenaga kerja.

Meski PHK besar-besaran ini bisa memberi tekanan bagi karyawan yang terdampak, Amazon berupaya untuk mengalihkan sumber daya secara fokus agar mampu berinovasi lebih cepat dan beradaptasi dengan perubahan era digital. Upaya ini penting untuk mempertahankan posisi raksasa e-commerce dan teknologi sebagai pemimpin pasar di masa mendatang.

Baca selengkapnya di: katadata.co.id

Berita Terkait

Back to top button