Gunung Berapi Purba di Etiopia Meletus setelah 12.000 Tahun Tertidur: Apa Penyebabnya?

Sebuah kejadian menakjubkan terjadi di Etiopia ketika Gunung Berapi Hayli Gubbi meletus setelah 12.000 tahun tidak aktif. Letusan ini mengirimkan gumpalan asap dan abu yang mencapai ketinggian 14 kilometer, menjangkau daerah yang luas, termasuk Jazirah Arab.

Menurut laporan dari Pusat Peringatan Abu Vulkanik Toulouse (VAAC) di Prancis, letusan itu berlangsung selama beberapa jam pada Minggu pagi. Abu vulkanik terlihat bergerak menuju Yaman, Oman, India, dan Pakistan utara. Masyarakat di wilayah Afdera, dekat lokasi letusan, merasakan dampak langsung. Mereka melaporkan desa mereka diselimuti oleh abu tebal.

Reaksi Masyarakat Setempat

Warga setempat, Ahmed Abdela, menggambarkan suara letusan sebagai "seperti bom yang tiba-tiba meledak." Deskripsi ini mencerminkan keterkejutan dan kepanikan yang dirasakan oleh mereka yang tinggal di dekat gunung berapi. Meski hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa, keadaan ini tetap membuat penduduk merasa waspada.

Lokasi dan Aktivitas Geologis

Gunung berapi Hayli Gubbi terletak di Lembah Rift Afrika Timur. Wilayah ini dikenal dengan aktivitas geologis yang tinggi akibat pelat-pelat tektonik yang saling bertabrakan. Letusan ini dianggap signifikan karena menandai kebangkitan gunung berapi yang diyakini belum meletus selama lebih dari 11.700 tahun.

Otoritas geologi Ethiopia saat ini memantau perkembangan gunung berapi tersebut. Mereka juga memberikan peringatan kepada penduduk sekitar untuk waspada terhadap kemungkinan letusan lebih lanjut atau dampak kesehatan akibat abu vulkanik.

Dampak Lingkungan dan Kesehatan

Abu vulkanik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan bagi masyarakat yang terpapar. Otoritas lokal telah memperingatkan agar penduduk mengenakan masker dan menghindari penggunaan air dari sumber yang mungkin terkontaminasi. Langkah-langkah ini penting untuk mencegah masalah pernapasan dan infeksi lainnya.

Pentingnya Pemantauan

Pemantauan gunung berapi sangat penting dalam konteks keselamatan publik. Otoritas geologi tidak hanya berfokus pada letusan itu sendiri tetapi juga mempelajari dampak jangka panjang yang dapat ditimbulkan. Mereka menganalisis data untuk memahami pola aktivitas vulkanik dan memberikan peringatan dini kepada penduduk.

Potensi Dampak yang Lebih Luas

Letusan ini juga berpotensi menyebabkan dampak yang lebih luas di luar daerah lokal. Gumpalan abu yang tersebar dapat memengaruhi penerbangan di wilayah yang lebih jauh. Pengawasan terhadap kondisi penerbangan dan transportasi berlanjut agar dapat merespons dengan cepat jika diperlukan.

Dengan terjadinya letusan ini, pemerintah setempat kini lebih sadar akan pentingnya kesiapsiagaan bencana. Masyarakat juga diingatkan untuk tidak menganggap remeh potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh gunung berapi. Edukasi mengenai pengenalan dan mitigasi risiko harus semakin ditingkatkan.

Kewaspadaan yang tinggi menjadi kunci dalam menghadapi situasi seperti ini. Penduduk setempat diharapkan untuk tetap mengikuti informasi yang diberikan oleh otoritas setempat. Hal ini guna menjaga keselamatan dan kesehatan mereka selama periode ketidakpastian akibat aktivitas vulkanik yang baru saja dimulai ini.

Baca selengkapnya di: tekno.sindonews.com

Berita Terkait

Back to top button