Mengenal Siklon Koto: Penyebab Cuaca Ekstrem di Sumatera Utara dan Dampaknya

Mengenal Siklon Koto sebagai Penyebab Cuaca Ekstrem di Provinsi Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara mengalami cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa kabupaten. Kondisi ini dipicu oleh keberadaan Siklon Tropis Koto yang berdampak pada cuaca daerah tersebut.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan empat wilayah terdampak, yaitu Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan. Cuaca ekstrem berupa hujan deras yang berlangsung lebih dari dua hari memicu bencana tersebut.

Peran Siklon Koto dan Bibit Siklon 95B

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dua sistem cuaca penting menyebabkan hujan deras di Sumatera Utara, terutama Siklon Tropis Koto dan bibit siklon 95B. Siklon Koto terbentuk di Laut Sulu, sedangkan bibit siklon 95B berada di Selat Malaka.

Bibit siklon 95B membentuk awan konvektif meluas dari Aceh hingga Sumatera Utara. Hal ini meningkatkan potensi hujan lebat selama beberapa hari terakhir. Siklon Koto memicu belokan pola angin dan menarik massa udara basah ke pusat siklon.

Kondisi tersebut menyebabkan pertumbuhan awan hujan semakin intens di bagian barat Indonesia. Pengaruh gabungan kedua sistem itu memicu hujan ekstrem yang menyebabkan sungai meluap dan tanah jenuh air di sejumlah daerah.

Dampak Cuaca Ekstrem di Sumatera Utara

Hujan lebat yang berkepanjangan memicu banjir dan tanah longsor di wilayah dengan kontur lereng curam di Sumatera Utara. BMKG juga memperingatkan potensi angin kencang dan gelombang tinggi terutama di Selat Malaka dan perairan sekitar.

Dalam peringatan dini cuaca pada 25 November 2025, BMKG memprediksi hujan sedang hingga lebat masih akan terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau. Gelombang tinggi dengan ketinggian mencapai 4 meter berpotensi muncul di beberapa wilayah perairan utara Sumatera.

Sementara itu, dampak Siklon Koto juga dirasakan di Kalimantan Barat dan Kepulauan Riau. Gelombang tinggi terjadi di Laut Sulawesi, Laut Maluku, dan Samudra Pasifik utara Maluku hingga Papua.

Karakteristik Siklon Tropis Koto

Siklon Tropis Koto merupakan badai tropis yang terbentuk dari sistem tekanan rendah di sekitar Laut Sulu. Menurut catatan meteorologi internasional, Siklon Koto merupakan salah satu badai tropis paling kuat yang pernah mendekati wilayah Indonesia.

Badai ini mengalami peningkatan intensitas secara cepat ketika memasuki perairan hangat sekitar Palau dan Laut Sulu. Kecepatan anginnya saat puncak mencapai kecepatan setara badai tropis kuat atau sekitar 75 mil per jam (mph).

Siklon Koto memiliki jalur pembentukan yang tidak biasa, dimulai dari selatan Yap, melewati Filipina dan Malaysia, sebelum mencapai Indonesia. Sebelum secara resmi diberi nama oleh Badan Meteorologi Jepang (JMA), badai ini sempat disebut Verbena saat di wilayah Filipina.

Pengaruh Siklon Koto terhadap Cuaca Regional

Siklon Koto tidak hanya memengaruhi Sumatera Utara, tetapi juga menyebabkan kerusakan di beberapa negara Asia Tenggara seperti Filipina dan Malaysia. Pola cuaca yang ditimbulkan menarik massa udara basah ke pusat layar siklon, yang meningkatkan kejadian hujan lebat di wilayah terdampak.

Keadaan ini menimbulkan perhatian internasional karena percepatan intensifikasi badai dan dampak kerusakan yang cukup signifikan di kawasan regional. Oleh karena itu, pengawasan meteorologi terus dilakukan guna mitigasi risiko bencana hidrometeorologi di wilayah Indonesia.

Informasi Perkiraan Cuaca dan Waspada Bencana

BMKG bersama BNPB mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi akibat pengaruh Siklon Koto. Peringatan dini ini berlaku selama periode cuaca ekstrem yang diprakirakan berlangsung hingga beberapa hari ke depan.

Daerah perbukitan dan lembah rawan longsor harus menjadi perhatian khusus bagi warga dan pemerintah daerah. Langkah mitigasi dan evakuasi harus dikoordinasikan agar risiko bencana dapat diminimalkan.

Pemantauan terus dilakukan oleh lembaga terkait untuk melihat perkembangan siklon dan kondisi cuaca di Sumatera Utara dan sekitarnya. Upaya mitigasi dini diharapkan dapat melindungi masyarakat dari dampak buruk cuaca ekstrem yang sedang berlangsung.

Baca selengkapnya di: katadata.co.id

Berita Terkait

Back to top button