Indonesia semakin menunjukkan komitmennya dalam transformasi sektor keantariksaan. Melalui partisipasi di forum Asia Pacific Regional Space Agency (APRSAF) ke-31, Indonesia memperkenalkan lima strategi utama. Kelima strategi tersebut berfokus pada penguatan pendidikan, pengembangan satelit, regulasi, aplikasi teknologi, dan pengembangan industri keantariksaan.
1. Pendidikan Keantariksaan
Pendidikan menjadi fondasi penting dalam pengembangan keantariksaan. Indonesia mengadakan program seperti KIBO Simulation Run 2025. Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pelajar tentang operasi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Selain itu, BRIN aktif mengadakan edukasi publik. Edukasi ini berfokus pada isu penting seperti debris antariksa dan pemanfaatan data satelit. Hal ini sebagai upaya mitigasi bencana, pertanian, dan perlindungan lingkungan.
2. Pengembangan Satelit
Di bidang pengembangan satelit, Indonesia sedang mempersiapkan misi A5/NEI-1. Misi ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama regional dalam pengamatan bumi. Selain itu, Indonesia baru saja meluncurkan satelit komunikasi Nusantara Lima untuk memperluas akses internet.
Rencana ke depan adalah membangun konstelasi satelit Nusantara. Dengan langkah tersebut, Indonesia berupaya meningkatkan kemampuan observasi dan komunikasi yang relevan dengan tren global.
3. Kebijakan dan Regulasi
Penguatan aspek kebijakan juga menjadi prioritas. BRIN telah mengeluarkan dua regulasi penting. Peraturan tentang penginderaan jauh dan platform geoinformatika bertujuan untuk memperkuat tata kelola data satelit. Regulasi ini mendukung integrasi berbagai jenis data spasial dalam pembangunan nasional.
Sebagai tambahan, Indonesia sedang merevisi regulasi keantariksaan nasional. Pembentukan unit baru di bawah Bappenas berkaitan dengan perencanaan ruang angkasa. Ini diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi antara lembaga dan universitas.
4. Aplikasi Teknologi Antariksa
Dalam aplikasi teknologi antariksa, Indonesia berpartisipasi dalam inisiatif internasional. Melalui program UN-SPIDER, Indonesia menggunakan data satelit untuk menangani masalah bencana alam. Pengembangan platform GEOMIMO juga menjadi fokus utama untuk memudahkan pengolahan data.
Dengan teknologi ini, BRIN berharap dapat menyelesaikan tantangan seperti banjir, kebakaran hutan, dan longsor. Kecerdasan buatan pun digunakan dalam SATGPT untuk mempermudah pengambil keputusan dalam menggunakan data satelit.
5. Pengembangan Industri Keantariksaan
Industri keantariksaan Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Startup seperti PT TechnoGIS Indonesia tengah mengembangkan sensor satelit dan layanan geospasial. Selain itu, PT Len juga menggarisbawahi pentingnya penguatan Space Situational Awareness (SSA).
Regulasi orbit dan mitigasi risiko Kessler Effect menjadi perhatian banyak perusahaan. PT Asuransi Jasa Indonesia memanfaatkan data satelit untuk pendukung asuransi pertanian.
Arah Masa Depan
Dengan berbagai langkah ini, Indonesia berupaya membangun ekosistem keantariksaan yang lebih kuat. Dari pendidikan hingga industri, semua sektor saling terhubung. Setiap langkah diambil untuk memastikan Indonesia dapat berkontribusi lebih besar dalam komunitas internasional.
Indonesia menyadari bahwa pengembangan di ruang angkasa bukan hanya tantangan, tetapi juga kesempatan. Keseluruhan strategi ini adalah bagian dari visi bersama untuk memperkuat kawasan melalui aksi nyata.
Baca selengkapnya di: www.medcom.id