KAI: Angka Kecelakaan Kereta Melonjak Drastis di 2025, Apa Penyebabnya?

PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta melaporkan lonjakan angka kecelakaan yang melibatkan kereta api dengan kendaraan dan pejalan kaki selama periode Januari hingga Juli 2025. Data menunjukkan bahwa sebanyak 33 insiden tabrakan terjadi antara kereta dan kendaraan di perlintasan sebidang, serta 111 kejadian yang melibatkan orang di jalur rel. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat masing-masing 29 dan 92 kejadian.

Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, menjelaskan bahwa setiap kecelakaan tidak hanya mengakibatkan korban jiwa, tetapi juga berdampak pada kelancaran operasional kereta api. Kecelakaan tersebut sering kali menyebabkan keterlambatan dan mengancam keselamatan perjalanan penumpang. "Kami intens melakukan sosialisasi keselamatan, terutama di lokasi rawan kecelakaan," tegas Ixfan.

Untuk mengurangi potensi kecelakaan di masa mendatang, KAI Daop 1 Jakarta melakukan berbagai kegiatan penyuluhan. Program ini dirancang untuk menjangkau lokasi-lokasi strategis seperti perlintasan aktif, pemukiman di dekat rel, serta sekolah-sekolah. Melalui inisiatif ini, KAI berharap dapat memberikan edukasi keselamatan kepada masyarakat, terutama anak-anak, agar mereka lebih waspada saat berada di dekat jalur kereta.

Kegiatan sosialisasi keselamatan dilaksanakan hampir setiap pekan. Tim KAI membagikan brosur, memasang spanduk imbauan, dan memberikan pesan langsung di lapangan. "Kami memperluas sosialisasi ini melalui media massa dan media sosial agar pesan kami lebih luas jangkauannya," tambah Ixfan.

Peran Komunitas dan Tokoh Masyarakat

KAI juga menggandeng komunitas lokal dan tokoh masyarakat untuk memperkuat efektivitas pesan keselamatan. "Kehadiran mereka sangat penting karena mereka memiliki kedekatan emosional dan budaya dengan warga sekitar," ujarnya. Melalui pendekatan ini, diharapkan masyarakat lebih terbuka untuk menerima pesan keselamatan yang disampaikan.

Ixfan juga mengingatkan agar masyarakat tidak menerobos palang pintu perlintasan yang sudah tertutup. Menurutnya, kereta api memiliki jarak pengereman yang panjang, sehingga tidak bisa berhenti mendadak. "Selalu utamakan keselamatan dengan memperhatikan kondisi sekitar sebelum melintasi perlintasan," tuturnya.

Kepatuhan Terhadap Rambu dan Sinyal

Masyarakat diimbau untuk tidak menggunakan jalur rel sebagai jalan pintas atau untuk bermain, karena rel bukan ruang publik. "Keselamatan di area sekitar jalur kereta adalah tanggung jawab kita bersama. Patuhi semua rambu dan sinyal yang ada," ujar Ixfan menekankan pentingnya kepatuhan kepada aturan yang ditetapkan.

Di sisi lain, perhatian terhadap kecelakaan kereta api juga menjadi sorotan pemerintah. Menyusul meningkatnya angka kecelakaan, Wakil Presiden Indonesia telah meminta evaluasi terhadap SDM KAI untuk meningkatkan keselamatan operasional. Ini menandakan bahwa perhatian terhadap keselamatan di jalur kereta menjadi isu yang mendesak dan memerlukan tindakan yang tepat.

Dengan lonjakan angka kecelakaan yang signifikan di tahun 2025, KAI Daop 1 Jakarta berkomitmen untuk terus meningkatkan sosialisasi dan kerja sama dengan berbagai pihak. Upaya tersebut diharapkan dapat menekan angka kecelakaan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keselamatan di perlintasan kereta api.

Dalam menghadapi tantangan ini, KAI mencurahkan perhatian penuh untuk memperbaiki kondisi keselamatan di jalur rel. Melalui program-program tersebut, diharapkan angka kecelakaan dapat menurun secara drastis di tahun-tahun mendatang, menciptakan transportasi kereta api yang lebih aman bagi semua pihak.

Exit mobile version