Gen Z Terpuruk: Survei Ungkap Ketidakbahagiaan di Tempat Kerja dan Takut Berangkat ke Kantor!

Dalam dunia kerja modern, kebahagiaan karyawan menjadi isu penting. Terutama bagi generasi yang baru memasuki dunia kerja, seperti Gen Z. Survei terbaru mengungkapkan bahwa Gen Z adalah kelompok yang paling tidak bahagia di tempat kerja. Hanya 58 persen dari mereka yang merasa puas, meski angka ini sedikit meningkat dari 45 persen pada survei sebelumnya.

Realitas yang dihadapi Gen Z sangat kompleks. Mereka beradaptasi di tengah berbagai ketidakpastian ekonomi dan meningkatnya biaya hidup. Selain itu, mereka lebih rentan mengalami burnout dan tekanan mental. Sekitar 40 persen Gen Z mengaku takut untuk berangkat kerja. Ini menunjukkan adanya kekhawatiran mendalam terhadap kondisi kerja mereka.

Tantangan Khusus bagi Gen Z

Gen Z dikenal sebagai generasi yang kreatif dan adaptif. Namun, mereka juga menghadapi banyak tantangan. Tekanan di awal karier, pendapatan rendah, serta beban kerja meningkat menjadi bagian dari pengalaman mereka. Banyak yang merasa terjebak dalam rutinitas tanpa arah yang jelas.

Menurut Rob Clark, country manager SEEK, kondisi ini terkait langsung dengan lingkungan kerja dan manajemen. Sementara 64 persen pekerja secara umum merasa bahagia, sebagian besar Gen Z merasa kurang diperhatikan. Hanya 56 persen yang merasa puas dengan manajer mereka. Ini berpotensi mengurangi keterlibatan dan produktivitas mereka.

Faktor Penyebab Ketidakbahagiaan

Ada beberapa faktor yang memengaruhi tingkat kebahagiaan Gen Z di tempat kerja. Di antara faktor tersebut adalah:

  1. Keamanan Pekerjaan: Banyak Gen Z cemas akan keberlangsungan pekerjaan mereka dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti.
  2. Kesempatan Pengembangan Karier: Hanya sebagian kecil yang merasa puas dengan peluang untuk berkembang dalam pekerjaan.
  3. Gaji: Tingkat gaji yang rendah menjadi salah satu kekhawatiran utama.
  4. Keseimbangan Hidup-Kerja: Banyak yang merasa sulit membagi waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
  5. Dukungan dari Manajemen: Hubungan yang buruk dengan atasan juga berkontribusi pada ketidakbahagiaan.

Gen Z menghargai lingkungan kerja yang sehat, di mana mereka bisa merasa dihargai. Mereka menginginkan pengakuan atas kontribusi yang diberikan dan perhatian terhadap isu-isu keberlanjutan.

Mencari Solusi untuk Kesejahteraan

Perusahaan perlu mencermati problematika ini. Dengan memberikan perhatian lebih pada kesejahteraan karyawan, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas dan keterlibatan mereka. Rob Clark menekankan pentingnya manajemen yang suportif dan pengembangan kesejahteraan karyawan.

Ketika perusahaan memberikan dukungan lebih kepada Gen Z, mereka akan lebih berpotensi untuk merasa bahagia. Hal ini berdampak langsung pada kemampuan mereka untuk bertahan dalam lingkungan kerja yang menantang. Gen Z ingin merasa dihargai. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menciptakan atmosfer yang positif.

Kesimpulan

Gen Z, meskipun menghadapi banyak tantangan, memiliki potensi besar untuk berkontribusi secara positif dalam lingkungan kerja. Dengan perubahan dan perhatian yang tepat dari perusahaan, ada peluang untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Peningkatan kebahagiaan di tempat kerja dapat dicapai dengan langkah-langkah konkret yang fokus pada kesejahteraan karyawan. Ini tidak hanya akan menguntungkan Gen Z, tetapi juga perusahaan secara keseluruhan.

Exit mobile version