Pembangunan infrastruktur di Indonesia diproyeksikan memerlukan anggaran sebesar Rp10.151 triliun untuk periode 2025 hingga 2029. Pemerintah mengungkapkan bahwa ini bukan investasi yang bisa sepenuhnya ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang hanya dapat memenuhi sekitar 23% dari total kebutuhan tersebut. Dengan kebutuhan anggaran yang sangat besar, menarik peran swasta menjadi salah satu solusi utama untuk mencapai target-target pembangunan nasional.
Dalam rincian anggaran yang disusun, kebutuhan tersebut mencakup berbagai proyek yang berkontribusi pada swasembada pangan, energi, hilirisasi, dan peningkatan konektivitas. “Anggaran yang dibutuhkan mencapai USD625,37 miliar, dengan kontribusi dari pemerintah pusat hanya sekitar USD143,84 miliar dan pemerintah daerah sekitar USD106,31 miliar,” ungkap pihak pemerintah.
Untuk menjembatani kekurangan anggaran ini, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) berperan penting dalam pembiayaan proyek-proyek infrastruktur. IIF telah menyalurkan dana untuk lebih dari 150 proyek across beragam sektor. Sektor-sektor yang paling banyak menerima pembiayaan antara lain energi terbarukan, telekomunikasi dan teknologi informasi, serta penyediaan air bersih.
Salah satu proyek unggulan IIF adalah proyek energi terbarukan yang memiliki kapasitas terpasang hampir 700 megawatt per jam (MWh) per tahun. Proyek ini berpotensi memasok energi untuk lebih dari 693.000 rumah tangga serta mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 4,81 juta ton CO₂ per tahun. Direktur Utama IIF, Rizki Pribadi Hasan, menyatakan, “Proyek ini adalah bagian dari komitmen kita untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.”
Potensi Sektor yang Didanai IIF
-
Energi Terbarukan
Berfokus pada pembangunan sumber energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. -
Telekomunikasi dan Teknologi Informasi
Meningkatkan infrastruktur digital yang esensial di era transformasi digital saat ini. - Penyediaan Air Bersih
Menghimpun investasi untuk akses air bersih yang lebih baik bagi masyarakat.
Dengan berbagai proyek masing-masing sektor, kontribusi IIF menjadi penting dalam kerangka membangun infrastruktur yang efektif dan efisien. Tentu saja, kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta menjadi kunci utama dalam mencapai ambisi besar ini.
Kendati demikian, tantangan tetap ada, terutama dalam mempertahankan keberlanjutan proyek yang dibiayai. Keterlibatan swasta juga perlu diimbangi dengan regulasi yang mendukung dan insentif yang menarik, agar penanaman modal dapat berjalan lancar dan menguntungkan bagi semua pihak.
Kesimpulan:
Pembangunan infrastruktur tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun juga memerlukan dukungan dari sektor swasta. Dengan kebutuhan anggaran yang mencapai Rp10.151 triliun, peran IIF sangat vital untuk mencapai berbagai proyek strategis yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Melalui kerja sama ini, diharapkan Indonesia dapat mencapai target-target pembangunan yang lebih ambisius dan berkelanjutan.
Dengan demikian, wawasan mengenai pembiayaan infrastruktur di Indonesia semakin jelas terlihat, dan ke depannya, keberlanjutan proyek-proyek tersebut akan menjadi perhatian utama dalam memastikan bahwa semua lapisan masyarakat dapat menikmati fasilitas infrastruktur yang lebih baik.
