9 Jalur Pipa Gas dan Minyak Mentah Terpenting di Dunia: Siapa Penguasanya?

Jalur pipa gas dan minyak berfungsi sebagai tulang punggung sistem energi global, mengangkut miliaran barel minyak dan triliunan kaki kubik gas dengan efisiensi tinggi. Dalam konteks ini, terdapat sembilan jalur pipa minyak dan gas yang paling signifikan secara geopolitik dan ekonomi di dunia, setiap jalur memiliki kekuatan dan penguasaannya masing-masing.

Jalur Pipa Druzhba, yang menghubungkan Rusia ke Eropa Tengah, adalah salah satu yang paling penting. Dikenal juga sebagai “Jalur Pipa Persahabatan”, Druzhba memiliki kapasitas yang mencapai 1,4 juta barel per hari. Jalur ini dibangun pada tahun 1964 dan menghubungkan ladang minyak di Rusia dengan negara-negara Eropa Tengah. Meskipun mengalami beberapa gangguan akibat konflik geopolitik, Druzhba tetap menjadi kunci penting bagi pasokan energi Eropa.

Selanjutnya, Pipa ESPO mendukung pengiriman minyak mentah dari Rusia ke China, dengan kapasitas mencapai 1 juta barel per hari. Jalur ini dimiliki oleh Transneft dan Rosneft, dan berperan penting dalam menyuplai kebutuhan energi di kawasan Pasifik, memiliki dua segmen utama dari Taishet ke Skovorodino dan kemudian ke terminal Teluk Kozmino.

Nord Stream 1 dan 2, meskipun saat ini tidak aktif, merupakan pipa gas yang mengalir dari Rusia ke Jerman melalui Laut Baltik. Dengan kapasitas gabungan 110 bcm gas per tahun, keduanya telah menjadi sorotan dalam perdebatan mengenai ketergantungan Eropa pada energi Rusia, terutama setelah serangkaian insiden ledakan yang memicu kekhawatiran akan sabotase.

Keystone Pipeline juga menjadi bagian penting dalam infrastruktur energi Amerika Utara. Dialokasikan untuk mengangkut minyak mentah dan bitumen dari Kanada ke AS, sistem ini memiliki kapasitas sekitar 590.000 barel per hari. Proyek perluasan yang ambisius, Keystone XL, pernah dirancang untuk menambah kapasitas secara signifikan tetapi terhambat oleh penolakan regulasi.

Pipa Baku-Tbilisi-Ceyhan (BTC) menghubungkan Azerbaijan hingga Mediterania melalui Georgia dan Turki dan beroperasi sejak 2005 dengan kapasitas desain mencapai 1,2 juta barel per hari. Jalur ini tidak hanya berfungsi sebagai koridor energi, tetapi juga memainkan peran strategis dalam stabilitas geopolitik kawasan.

Sistem Pipeline Trans-Anatolia (TANAP) mengangkut gas dari Azerbaijan melalui Turki ke Eropa, dengan kapasitas yang dapat diperluas hingga 31 bcm per tahun. Proyek ini sering disebut sebagai ‘proyek perdamaian regional’ karena kemampuan untuk mengurangi ketergantungan pada jalur energi yang lebih berisiko.

Jalur Pipa Irak-Turki menjadi faktor penting bagi ekspor minyak Irak, namun saat ini mengalami masalah dengan penutupan akibat sengketa bisnis. Dengan kapasitas yang mencapai 600.000 barel per hari, pipa ini menjadi rute alternatif untuk mengangkat minyak Irak ke pasar internasional.

Pipa Trans Mountain di Kanada menjadi proyek kunci yang meningkatkan kapasitas pengangkutan minyak mentah dan produk minyak ke pantai British Columbia. Proyek ekspansinya dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan pada pasar AS.

Terakhir, Pipa Minyak dan Gas China-Myanmar yang menjadi solusi bagi Beijing untuk menghindari kerentanan di Selat Malaka, memiliki kapasitas untuk mengangkut 440.000 barel minyak per hari dan 12 bcm gas. Jalur ini menggambarkan strategi diversifikasi yang lebih luas dari rencana energi Belt and Road China.

Kendati keberadaan jalur-jalur pipa ini memberikan keuntungan komersial, mereka juga menjadi titik panas konflik geopolitik. Penguasaan terhadap jalur-jalur ini tidak hanya berdampak pada pendapatan, tetapi juga menciptakan pengaruh strategis di panggung global. Dengan semakin kompleksnya dinamika pasar energi dunia, pengendalian jalur-jalur ini akan terus berlanjut sebagai isu sentral dalam politik dan ekonomi internasional.

Exit mobile version