Indonesia Pimpin Daftar Negara dengan Pengangguran Terbanyak di ASEAN

Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di kawasan ASEAN pada tahun 2025. Berdasarkan data dari Trading Economics, tingkat pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 4,76 persen pada Februari-Maret 2025. Ini setara dengan sekitar 7,28 juta orang yang menganggur, di mana sebagian besar merupakan angkatan kerja muda. Meskipun angka ini menunjukkan penurunan sedikit dari 4,82 persen di periode sebelumnya, jumlah pengangguran absolut justru meningkat, menandakan tantangan besar bagi pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja yang cukup.

Posisi kedua diduduki Brunei Darussalam, yang mencatat tingkat pengangguran 4,7 persen per Desember 2024. Filipina berada di urutan ketiga dengan angka 3,7 persen pada Juni 2025. Selanjutnya, Myanmar dan Malaysia sama-sama memiliki tingkat pengangguran sekitar 3 persen, menunjukkan bahwa negara-negara ini juga menghadapi masalah serupa dalam mengatasi pengangguran.

Namun, tidak semua negara di kawasan ASEAN mengalami kesulitan yang sama. Vietnam dan Singapura menunjukkan angka tingkat pengangguran yang jauh lebih rendah, masing-masing sebesar 2,24 persen dan 2,1 persen. Dua negara ini berhasil menciptakan lapangan kerja yang cukup bagi penduduknya, berkontribusi pada stabilitas sosial dan ekonomi. Thailand dan Kamboja mencatat angka terendah di kawasan, dengan tingkat pengangguran masing-masing 0,89 persen dan 0,27 persen.

Proyeksi dari Dana Moneter Internasional (IMF) pada April 2025 menunjukkan bahwa kondisi di Indonesia mungkin akan memburuk. Diperkirakan tingkat pengangguran akan meningkat menjadi sekitar 5 persen pada akhir tahun ini dan dapat mencapai 5,1 persen pada tahun 2026. Faktor-faktor yang berpotensi memicu kenaikan ini antara lain adalah lemahnya penyerapan tenaga kerja di sektor padat karya, ketidakcocokan antara keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, serta tekanan ekonomi global yang sedang berlangsung.

Sementara itu, proyeksi pengangguran di negara-negara ASEAN lainnya relatif stabil atau cenderung menurun. Filipina diperkirakan akan naik hingga 4,5 persen, sedangkan Malaysia diharapkan stabil di 3,2 persen, dan Vietnam mungkin akan mengalami sedikit penurunan menjadi sekitar 2 persen.

Pentingnya peningkatan kualitas lapangan kerja dan pelatihan keterampilan sangat ditekankan oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO). Hal ini menjadi krusial agar penyediaan pekerjaan di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, dapat sejalan dengan pertumbuhan jumlah angkatan kerja yang meningkat secara signifikan. Tanpa adanya upaya serius dalam menyelaraskan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, tantangan pengangguran akan semakin memburuk.

Dalam konteks yang lebih luas, penyediaan pekerjaan yang layak menjadi salah satu fokus utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Jika pemerintah tidak dapat mengatasi masalah ini, dampak jangka panjangnya dapat mengakibatkan ketidakstabilan sosial dan ekonomi yang lebih serius.

Berikut adalah daftar negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di ASEAN berdasarkan data Trading Economics tahun 2025:

1. Indonesia: 4,76% (Februari-Maret 2025)
2. Brunei Darussalam: 4,7% (Desember 2024)
3. Filipina: 3,7% (Juni 2025)
4. Myanmar: 3% (Desember 2024)
5. Malaysia: 3% (Mei 2025)
6. Vietnam: 2,24% (Juni 2025)
7. Singapura: 2,1% (Juni 2025)
8. Timor Leste: 1,6% (Desember 2024)
9. Laos: 1,2% (Desember 2024)
10. Thailand: 0,89% (Maret 2025)
11. Kamboja: 0,27% (Desember 2024)

Dengan tantangan yang dihadapi saat ini, perhatian terhadap penciptaan lapangan kerja yang lebih baik menjadi faktor kunci untuk meningkatkan kondisi sosial ekonomi di Indonesia dan kawasan ASEAN secara keseluruhan.

Exit mobile version