Kookmin Bank, salah satu bank terbesar di Korea Selatan, baru-baru ini mengumumkan langkah penting dengan menghapus nama Bukopin dari Bank Bukopin (BBKP). Langkah ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk memperkuat identitas dan operasional BBKP setelah akuisisi oleh Kookmin Bank. Dengan perubahan ini, Kookmin Bank berharap dapat mendorong pertumbuhan yang lebih signifikan dan meningkatkan kepercayaan nasabah.
Melalui rilis resmi, manajemen BBKP menjelaskan bahwa penghapusan nama Bukopin merupakan langkah strategis untuk memanfaatkan seluruh potensi yang ada. Perubahan identitas ini diharapkan dapat memperkuat brand image dan menandakan transformasi yang lebih besar di dalam perusahaan. Saat ini, BBKP sedang dalam fase pemulihan setelah mengalami kerugian besar pada semester I 2024. Namun, laporan keuangan terbaru menunjukkan indikasi positif, di mana BBKP meraup laba sebesar Rp389,32 miliar untuk semester I 2025, berbanding terbalik dengan kerugian Rp3,13 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kepemilikan Kookmin Bank atas BBKP juga bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja keuangan bank. Dengan memanfaatkan sumber daya dari pemegang saham pengendali, BBKP telah menerima tambahan modal sebesar Rp3 triliun dari Kookmin Bank. Ini diharapkan dapat memperkuat struktur modal dan meningkatkan kemampuan bank dalam memberikan layanan kepada nasabah.
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan, kinerja intermediasi BBKP menunjukkan pertumbuhan positif. Bank ini mencatat pendapatan bunga bersih sebesar Rp573,31 miliar, meningkat 0,52% dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan bunga tersebut didorong oleh total pendapatan bunga sebesar Rp2,67 triliun, meskipun beban bunga juga mengalami peningkatan yang mirip. Penyaluran kredit dan pembiayaan dari bank ini tercatat mencapai Rp49,33 triliun, naik 7,72% dari tahun lalu.
Salah satu indikator kesehatan keuangan yang dicatat BBKP adalah perbaikan pada rasio bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) yang meningkat menjadi 1,33%. Selain itu, Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) juga menunjukkan perbaikan signifikan, masing-masing menjadi 1,27% dan 17,94%. Hal ini mencerminkan pemulihan yang baik dari kinerja operasional bank.
Kookmin Bank juga sedang merencanakan penerbitan Obligasi Berkelanjutan II KB Bank Tahap II Tahun 2025 dengan total target dana mencapai Rp3 triliun. Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari strategi penggalangan dana untuk mendukung ekspansi dan peningkatan kinerja operasional, terutama dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada nasabah BBKP.
Seiring dengan rencana dan strategi yang lebih matang, BBKP juga meningkatkan upayanya dalam menarik dana pihak ketiga. Pada semester pertama 2025, total dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp46,90 triliun, meskipun komposisi deposito mengalami penurunan. Namun, peningkatan signifikan pada giro yang mencapai Rp7,39 triliun menunjukkan adanya perbaikan dalam tipe dana murah yang diinginkan oleh bank.
Dengan adanya perubahan nama dan dukungan dari Kookmin Bank, BBKP telah menunjukkan tanda-tanda positif dalam upaya pemulihan dan transformasinya. Manajemen tengah fokus untuk menciptakan strategi yang lebih efektif agar dapat bersaing di pasar yang semakin dinamis. Melihat performa yang terus membaik dan inovasi yang sedang dijalankan, masa depan BBKP di bawah Kookmin Bank tampak lebih cerah sambil menunggu dampak dari langkah strategis tersebut.
