Tiga perusahaan dipastikan memiliki peluang untuk masuk dalam pipeline pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum akhir tahun 2025. Jika langkah ini terwujud, akan ada lebih banyak penawaran umum perdana (IPO) di tahun 2026. Hal ini disampaikan oleh Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna, pada 15 November.
Sampai pertengahan November, terdapat 24 emiten baru yang telah resmi tercatat di BEI. Data terbaru menunjukkan total pipeline IPO mencakup 13 perusahaan yang berpotensi melantai hingga 2026. Nyoman menjelaskan bahwa meskipun secara global jumlah IPO menurun, Indonesia mengalami pergerakan yang berbeda.
Sejak awal tahun, nilai penghimpunan dana dari aksi IPO di Indonesia meningkat sekitar 70% dibandingkan tahun sebelumnya. Rata-rata dana yang berhasil dihimpun dari tiap emiten adalah sekitar 680 hingga 700 juta dolar AS. Dalam konteks yang lebih luas, BEI mencatat total penghimpunan dana dari seluruh instrumen pasar modal telah dua kali lipat lebih dari target yang ditetapkan sebesar Rp430 triliun.
Dalam laporan tersebut, Nyoman menyatakan bahwa pencapaian ini mencerminkan momentum positif untuk berbagai produk pasar modal yang berjalan sepanjang 2025. Untuk tahun depan, BEI juga menetapkan sasaran untuk enam perusahaan dalam kategori Lighthouse. Perusahaan-perusahaan tersebut berasal dari sektor-sektor besar dan kelompok usaha yang memiliki dampak signifikan terhadap pasar.
Proses menuju IPO
Dari 13 perusahaan yang ada dalam pipeline, banyak yang tengah merampungkan laporan keuangan dan memenuhi syarat administratif lainnya. Perusahaan yang mampu mempercepat proses tersebut berpotensi untuk mencatatkan saham tahun ini, sementara yang tidak dapat memenuhi target akan bergeser ke tahun 2026.
Di sisi lain, pencatatan saham baru di BEI dinilai penting dalam meningkatkan likuiditas pasar dan memberikan alternatif investasi bagi masyarakat. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang memasuki pasar, diharapkan dapat memberikan dampak positif bukan hanya untuk investor tapi juga untuk perekonomian nasional.
Peluang untuk investor
Dengan adanya potensi IPO tersebut, investor dapat memanfaatkan peluang untuk berinvestasi. IPO menawarkan kesempatan bagi investor untuk mendapatkan saham dari perusahaan yang baru melantai. Hal ini sering kali diikuti dengan pergerakan nilai saham yang signifikan setelah pencatatan.
Kondisi pasar yang saat ini diyakini menjanjikan. Meskipun tantangan global masih ada, pasar modal Indonesia menunjukkan ketahanan yang baik. Ini meliputi pencapaian target penghimpunan dana yang telah dilampaui.
Data dari BEI
Berdasarkan data yang disampaikan BEI, pencatatan saham baru akan memberikan pasar modal Indonesia lebih banyak variasi. Dengan demikian, diharapkan dapat menarik lebih banyak investor lokal dan asing. Ketika perusahaan-perusahaan tersebut memasuki pasar, mereka membawa potensi pertumbuhan yang dapat membantu memperkuat perekonomian.
Sebagai rangkuman, tiga perusahaan yang berpeluang masuk pipeline IPO menjelang akhir tahun 2025 menunjukkan harapan baru untuk investor. Peningkatan nilai penghimpunan dana dari aksi IPO juga menunjukkan optimisme pasar meskipun kondisi global belum sepenuhnya stabil.
Informasi ini menjadi penting bagi pelaku pasar untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi wave baru yang dapat secara signifikan mempengaruhi dinamika investasi di Indonesia. Dengan peluncuran perusahaan-perusahaan baru, pasar modal bisa semakin berwarna dan berkontribusi lebih signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca selengkapnya di: ekbis.sindonews.com