Film "Senyum Manies Love Story" siap tayang di bioskop Indonesia mulai 12 Juni 2025. Dipersembahkan oleh sutradara Ronny Mepet, film ini menyajikan kisah cinta nyata antara Anies Baswedan dan Fery Farhati saat mereka masih muda. Kisah ini menjadi daya tarik tersendiri, mengingat latar belakangnya yang diambil dari pengalaman hidup pasangan inspiratif tersebut.
Kisah yang Menginspirasi
"Senyum Manies Love Story" menunjukkan dinamika hubungan dua mahasiswa yang tumbuh dalam lingkungan kampus di era 1990-an. Anies digambarkan sebagai sosok muda yang aktif dan penuh idealisme, sementara Fery adalah seorang perempuan lembut yang berani mengejar impian. Ronny Mepet, sebagai sutradara, menegaskan keaslian cerita ini dengan mengedepankan interaksi sederhana dan kehadiran tulus yang menjadi fondasi cinta mereka.
Film ini berusaha menyuguhkan gambaran yang jujur dan kompleks, menghindari dialog berlebihan serta romantisasi yang berlebihan. "Ini bukan kisah cinta fiktif, tetapi kisah nyata. Tokohnya masih ada, Pak Anies dan Ibu Fery Haryati," ungkap Ronny. Penggambaran hari-hari di masa muda mereka menawarkan nuansa nostalgia yang menarik bagi penonton.
Produksi Berkualitas
Dengan anggaran produksi hampir Rp5 miliar, film ini menunjukkan komitmen tinggi terhadap kualitas. Lokasi syuting diambil di tempat-tempat ikonik, seperti Chicago, Amerika Serikat, memberi sentuhan global pada alur cerita. Hal ini bertujuan untuk menarik minat penonton serta memperkuat kualitas visual film.
Fahad Haydra, yang memerankan sosok Anies muda, mengungkapkan tentang tantangan dalam memerankan tokoh publik. Momen ini menjadi kesempatan untuk menggali sisi-sisi Anies yang belum dikenal banyak orang. Ia melakukan riset mendalam, bertemu dengan teman-teman dekat Anies untuk memahami karakter tokoh tersebut. "Menariknya, saya harus gali sisi yang tidak banyak orang tahu," jelasnya.
Proses Riset yang Menarik
Kathy Indera, yang berperan sebagai Fery, mengambil pendekatan berbeda. Meskipun tidak bertemu langsung dengan Fery, ia memanfaatkan media sosial dan wawancara daring untuk memahami sosoknya. "Saya mencoba interpretasi sendiri berdasarkan informasi yang ada. Sulit menemukan detail tentang Ibu Fery dibandingkan dengan Pak Anies," ujarnya. Pendekatan ini menggambarkan kebutuhannya untuk mengenal karakter dengan lebih baik, menjadikannya lebih mendalam dan bermakna.
Kisah Cinta yang Murni
Produser eksekutif H. Beni Pensong menegaskan bahwa "Senyum Manies Love Story" tidak memiliki muatan politis. Ia ingin penonton menikmati nilai-nilai cinta yang jujur. "Kalau ada unsur politik, saya tidak akan ikut film ini. Ini murni tentang cinta, bukan jabatan," katanya. Pendekatan ini menunjukkan keinginan untuk menyuguhkan karya yang murni dan menyentuh hati, tanpa embel-embel agenda luar.
Film ini tidak hanya merayakan cinta antara Anies dan Fery, tetapi juga menyoroti tantangan yang dihadapi generasi muda pada zamannya. Dengan penggambaran yang sederhana namun mendalam, film ini diharapkan dapat menyentuh hati banyak orang, sekaligus menjadi jendela bagi penonton untuk memahami perjalanan cinta yang abadi.
Melihat semua elemen yang ada dalam film ini, "Senyum Manies Love Story" diharapkan menjadi salah satu tontonan yang tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga inspirasi bagi para penontonnya. Dengan nuansa yang melankolis dan perjalanan cinta yang penuh makna, film ini akan menjadi salah satu karya menarik yang layak dinanti saat tayang di bioskop.
