40 Hari Kepergian Suami: Najwa Shihab Ungkap Pesan Haru Cinta Abadi

Presenter dan jurnalis Najwa Shihab menggelar acara pengajian memperingati 40 hari kepergian suaminya, Ibrahim Sjarief Assegaf, yang meninggal dunia pada 20 Mei 2025 akibat pecahnya pembuluh darah. Acara yang digelar dengan penuh khidmat ini diselenggarakan di hadapan sahabat dan keluarga. Dalam kesempatan ini, Najwa berbagi pesan haru di akun Instagram-nya, @najwashihab, mengungkapkan perasaannya tentang kehilangan yang mendalam.

“Empat puluh hari tanpa Ibrahim. Dan entah bagaimana, kami masih di sini—memegang erat yang ia tinggalkan: cinta yang tak luntur, kekuatan yang meneguhkan langkah,” tulis Najwa pada 29 Juni 2025. Pesan ini menjadi simbol harapan dan keberanian bagi dia dan anaknya, Izzat Assegaf, yang masih berjuang melanjutkan hidup meski tanpa kehadiran Ibrahim.

Acara tahlilan berlangsung khusyuk dengan sebagian besar tamu mengenakan busana serba putih. Mereka bersatu dalam doa mendoakan almarhum Ibrahim, menciptakan suasana yang penuh dengan kehangatan dan kebersamaan. Seluruh momen ini menjadi pelukan batin bagi Najwa, yang merasa Ibrahim tetap bersama mereka meski secara fisik telah tiada.

“Di ruangan yang penuh doa dan kehangatan, rasanya ia tetap bersama kami dalam teduhnya jiwa, dalam tenangnya keyakinan,” ungkap Najwa. Momen ini tidak hanya menjadi peringatan bagi keluarga, tetapi juga memperkuat ikatan kasih sayang yang abadi.

Tidak hanya menggelar tahlilan, Najwa dan Izzat juga mengunjungi makam Ibrahim. Kegiatan ini menjadi bagian dari proses berduka yang menunjukkan betapa besar cinta dan kehilangan yang mereka rasakan. Dalam tulisannya, Najwa mengucapkan terima kasih untuk “setiap pelukan yang tak terlihat, setiap doa diam-diam yang menenangkan,” yang ia terima dari orang-orang tercinta.

Kepergian Ibrahim yang mengejutkan ini mengundang duka yang mendalam tidak hanya bagi Najwa dan keluarga tetapi juga bagi sahabat-sahabat dekatnya. Ibrahim Sjarief Assegaf, seorang pengacara, dikenal sebagai sosok yang baik hati dan berintegritas. Kematian mendadaknya menjadikan kenangan-kenangan indah bersamanya semakin berarti bagi Najwa dan anak-anak mereka.

Bagi Najwa, perasaan kehilangan ini tidak akan mudah untuk dilupakan. Namun, dia berusaha untuk menemukan kekuatan dari cinta yang telah dibina bersama sang suami. Tahlilan ini menjadi pengingat bahwa meski fisik Ibrahim telah pergi, cinta dan kenangan yang ditinggalkannya akan selalu hidup selamanya dalam hati Najwa dan anaknya.

Melalui berbagi cerita dan kenangan, Najwa juga mengajak publik untuk menghargai setiap momen bersama orang tercinta. Dalam kehidupannya sebagai seorang presenter dan jurnalis, dia terbiasa membuka topik-topik berat di media. Namun, kini dia merasakan pengalaman pribadi yang sangat mendalam akan arti kehilangan dan cinta yang sejati.

Pengalaman yang dihadapi Najwa ini juga mencerminkan perjalanan banyak orang yang kehilangan orang tercintanya. Setiap individu merasakan duka dengan cara yang berbeda, dan mengenang kembali saat-saat bersama menjadi salah satu cara untuk melanjutkan hidup dengan penuh harapan.

Sebagai catatan, momen 40 hari kepergian Ibrahim juga mengingatkan kita semua akan pentingnya menjaga kesehatan mental dan merawat diri di tengah kehilangan. Dukungan dari sahabat dan keluarga menjadi elemen penting dalam proses berduka ini, dan Najwa terus berharap agar cinta yang telah ada bisa memberikan kekuatan untuk melalui masa-masa sulit ini.

Exit mobile version