Penyanyi Andien Aisyah baru-baru ini membuka pengalaman traumatis dalam hidupnya. Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube, ia mengungkapkan bahwa ia pernah menjadi korban kekerasan fisik dan verbal saat menjalin hubungan asmara. Hal ini meninggalkan dampak mendalam pada diri dan mentalnya.
Andien menyampaikan, “Saya di-abuse fisik dan verbal selama pacaran.” Pengalaman pahit itu termasuk momen di mana ia ditonjok hingga wajahnya membiru. Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan bahwa dirinya pernah dipukul dengan menggunakan kunci setir oleh mantan pacar. Dalam keadaan tertekan tersebut, ia memilih untuk diam, sebab merasa takut dan malu untuk berbicara.
Di tengah pergulatan emosionalnya, Andien berusaha untuk melindungi orang-orang terdekat. Ia mengaku sering berbohong kepada orang tuanya untuk menghindari kekhawatiran mereka. Pengalaman ini menjadi beban yang sangat berat sehingga membuatnya merasa tidak berdaya.
Dalam perjalanan hidupnya, Andien akhirnya bertemu dengan suaminya, Irfan Wahyudi, yang memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri. Ia menceritakan bahwa awalnya, orang tuanya menunjukkan kekhawatiran bahwa hubungan baru ini hanya sekadar pelarian dari luka lama. Namun, seiring berjalannya waktu, pola hubungan yang sehat dapat terbangun. “Dulu saya merasa sebagai korban, tetapi saya menyadari bahwa pola hubungan juga berperan dalam membentuk diri saya,” ungkapnya.
Meskipun peristiwa kelam itu sudah berlalu, Andien tak menyangka bahwa pengalaman tersebut menjadi inspirasi di balik karya-karyanya. Ia menekankan bahwa kekerasan domestik seringkali sulit untuk diungkapkan. Namun, dengan berkembangnya zaman dan media sosial, kini banyak orang memiliki keberanian untuk berbagi kisah mereka.
Andien berharap para korban kekerasan domestik dapat lebih berani untuk mengungkapkan pengalaman mereka. “Saya ingin semua yang mengalami kekerasan mendukung satu sama lain untuk berkata,” ujarnya. Pesan tersebut menunjukkan betapa pentingnya dukungan dan solidaritas dalam menghadapi situasi sulit seperti ini.
Pengalaman Andien menjadi pengingat bahwa kekerasan dalam hubungan tidak boleh dianggap remeh. Selain mengedukasi masyarakat, kita juga perlu menciptakan ruang yang aman bagi korban untuk berbicara dan meminta bantuan. Dengan adanya kepedulian dan komitmen bersama, sistem pendukung bagi mereka yang mengalami kekerasan dapat terbentuk lebih kuat.
Dalam konteks yang lebih luas, kisah Andien adalah potret realitas yang dihadapi banyak individu di luar sana. Sebuah panggilan untuk aksi, di mana pentingnya masyarakat memahami dan mengatasi masalah kekerasan dalam hubungan menjadi semakin mendesak.
Melalui haknya bercerita, Andien telah membuka pintu untuk dialog yang lebih luas tentang kekerasan domestik. Ini adalah langkah awal untuk menciptakan kesadaran dan perubahan yang lebih baik, sehingga harapan bagi korban untuk pulih dan melanjutkan hidup menjadi semakin nyata.
Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com