Mantan Presiden Brazil, Jair Bolsonaro, baru-baru ini menjalani operasi medis untuk mengatasi cegukan yang tidak kunjung berhenti. Prosedur ini dilakukan saat Bolsonaro masih dalam masa tahanan setelah dijatuhi hukuman penjara atas kasus kudeta.
Bolsonaro mendapat penanganan berupa blok saraf frenikus di sisi kiri setelah sebelumnya menjalani pengobatan serupa di sisi kanan. Blok saraf frenikus ini bertujuan untuk menghentikan cegukan yang terus-menerus dengan memutus sinyal saraf yang mengendalikan diafragma, otot utama untuk bernapas.
Tim medis melakukan tindakan operasi di rumah sakit DF Star di Brasilia, ibu kota Brazil. Operasi yang berlangsung sekitar satu jam ini rampung pada sore hari waktu setempat pada Selasa, 30 Desember 2025, menurut laporan Straitstimes.
Sebelumnya, Bolsonaro dirawat di rumah sakit untuk menjalani operasi hernia yang bertepatan dengan perayaan Hari Raya Natal. Selama masa perawatan, dokter memutuskan untuk sekaligus melakukan prosedur guna mengatasi cegukan kronis yang dialaminya.
Masalah kesehatan ini berawal sejak insiden penusukan yang menimpa Bolsonaro pada September 2018 saat kampanye pemilihan presiden di Minas Gerais. Luka dari insiden tersebut diduga menyebabkan komplikasi yang memicu cegukan berkepanjangan.
Jair Bolsonaro dijatuhi hukuman penjara lebih dari 27 tahun oleh Mahkamah Agung Brazil pada September 2025. Ia dinyatakan bersalah atas rencana kudeta demi membalikkan hasil Pemilu 2022 yang membuatnya kalah. Pelaksanaan hukuman dimulai bulan lalu, namun Bolsonaro diizinkan keluar penjara untuk mendapat perawatan medis.
Hakim Agung Alexandre de Moraes memberikan izin bagi mantan presiden itu untuk menjalani pengobatan operasi hernia dan prosedur cegukan demi menjaga kondisi kesehatannya. Catatan medis lengkap terkait operasi ini ditargetkan akan dirilis dalam waktu dekat.
Secara teknis, saraf frenikus merupakan saraf esensial yang berasal dari leher dan mengatur gerakan diafragma, sehingga memengaruhi pernapasan. Memblokir saraf ini merupakan langkah medis yang sudah diterapkan untuk mengatasi cegukan kronis saat terapi konvensional gagal.
Kejadian operasi Bolsonaro ini menjadi sorotan internasional karena jarang ada tokoh publik yang menjalani prosedur medis akibat cegukan. Hal ini sekaligus menggarisbawahi dampak jangka panjang cedera yang dialaminya selama kampanye politik.
Selama masa tahanan, kesehatan Bolsonaro menjadi perhatian akibat komplikasi dari berbagai kondisi medisnya. Pemeriksaan dan tindakan operasi kini menjadi bagian dari upaya menjaga kesejahteraan sekaligus memenuhi hak-hak hukum yang bersangkutan.
Prosedur blok saraf frenikus sendiri tidak selalu menjamin cegukan berhenti permanen, tapi menjadi alternatif saat metode lain tidak membuahkan hasil. Pendekatan ini dilakukan dengan risiko dan harus diiringi pengawasan dokter spesialis yang berpengalaman.
Pengalaman Bolsonaro ini mengingatkan bahwa cegukan berkepanjangan bukan hanya gangguan kecil, tetapi bisa jadi indikasi masalah medis serius yang perlu penanganan mendalam. Kasus mantan presiden Brazil ini pun menambah referensi penting dalam literatur kedokteran terkait penanganan cegukan kronis.
