Fenomena doomscrolling telah menjadi perhatian khusus dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak awal pandemi COVID-19. Istilah ini merujuk pada kebiasaan menggulir laman media sosial atau situs berita untuk terus-menerus membaca informasi negatif, meskipun dampaknya dapat sangat merugikan bagi kesehatan mental. Sebuah laporan dari Cleveland Clinic menjelaskan bahwa perilaku ini sering kali dipicu oleh rasa cemas dan depresi, serta dapat memperburuk kondisi psikologis seseorang.
Apa Itu Doomscrolling?
Doomscrolling adalah praktik menghabiskan waktu berlama-lama membaca berita buruk, tanpa memperhatikan dampak negatif yang ditimbulkan. Psikolog Susan Albers menjelaskan bahwa perilaku ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga memperkuat perasaan negatif yang sudah ada. Dalam situasi tertentu, hal ini dapat membuat individu semakin terjebak dalam lingkaran stres. Dalam konteks pandemi, saat orang-orang merasa terisolasi, perilaku ini semakin meningkat karena banyak orang yang mencari informasi terbaru untuk mendapatkan rasa aman.
Dampak Buruk Doomscrolling
Kebiasaan doomscrolling memiliki beragam dampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik. Beberapa di antaranya adalah:
-
Meningkatkan Kecemasan dan Depresi: Paparan berulang terhadap berita buruk dapat menyebabkan peningkatan rasa cemas dan depresi. Informasi negatif yang terus-menerus diterima akan mengintensifkan perasaan tidak berdaya.
-
Mengganggu Tidur: Sebanyak 70% orang melaporkan bahwa mereka membuka media sosial dari tempat tidur. Kebiasaan ini berkolerasi erat dengan insomnia, yang dapat memperparah kondisi kesehatan yang ada.
-
Membingungkan Persepsi Realitas: Berita yang saling bertentangan dapat menyebabkan kebingungan, membuat individu sulit membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
-
Memicu Rasa Kesepian: Ketika terlalu banyak waktu dihabiskan di dunia maya, hal ini dapat mengisolasi individu dari interaksi nyata, yang pada gilirannya memicu rasa kesepian dan ketidakpuasan.
- Meningkatkan Hormon Stres: Paparan berita negatif dapat meningkatkan produksi hormon stres, seperti kortisol. Jika berlanjut dalam waktu lama, kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah fisik dan mental, termasuk peradangan.
Mencegah Doomscrolling dan Mengelola Kesehatan Mental
Untuk mengatasi kebiasaan doomscrolling, edukasi tentang pentingnya membatasi konsumsi media sangat diperlukan. Menetapkan waktu khusus untuk mengecek berita dapat membantu individu tetap terinformasi tanpa terjebak dalam spiral negatif. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:
-
Batasi Waktu di Media Sosial: Tentukan waktu tertentu untuk mengecek berita, sehingga tidak menghamburkan waktu yang berharga.
-
Prioritaskan Sumber Informasi Positif: Cobalah mencari informasi dari sumber yang menyajikan berita positif dan memberikan perspektif yang seimbang.
-
Ciptakan Rutinitas Sehat: Libatkan diri dalam aktivitas fisik atau hobi yang menyenangkan sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari berita negatif.
-
Bicarakan dengan Orang Terdekat: Berbagi perasaan dan pengalaman dengan orang lain dapat mengurangi rasa cemas dan membuat individu merasa tidak sendirian dalam menghadapi keadaan sulit.
- Dapatkan Bantuan Profesional Jika Perlu: Jika dampak dari doomscrolling sangat berat, mempertimbangkan untuk berdiskusi dengan ahli kesehatan mental dapat menjadi langkah yang bijak.
Doomscrolling adalah fenomena yang dapat mempengaruhi kesejahteraan mental banyak orang. Dengan pemahaman yang baik dan tindakan pencegahan, kita dapat meminimalkan efek negatifnya. Mengingat pentingnya kesehatan mental, sikap proaktif akan sangat membantu dalam menjalani kehidupan yang lebih baik dan seimbang di era informasi ini.
