Beberapa negara di dunia akan terus mengembangkan pendekatan fleksibel terhadap jam kerja menjelang tahun 2025. Menariknya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa mengurangi jam kerja tidak selalu berbanding terbalik dengan produktivitas. Sebuah laporan dari Autonomy Institute mengungkapkan bahwa saat individu memiliki jam kerja yang lebih sedikit, mereka cenderung merasa lebih bahagia dan puas, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas.
Berikut adalah sembilan negara dengan jam kerja terpendek yang diprediksi pada tahun 2025.
1. Yaman
Yaman mencatatkan diri sebagai negara dengan jam kerja terendah di dunia, hanya 25,9 jam per minggu. Kebanyakan pekerjaan di Yaman berfokus pada sektor pertanian dan informal, dengan banyak warga yang bekerja berdasarkan kebutuhan. Meskipun tantangan ekonomi ada, kira-kira 26 jam kerja ini menunjukkan pentingnya keseimbangan kerja dan kehidupan.
2. Belanda
Dengan rata-rata 26,8 jam kerja per minggu, Belanda menempati posisi kedua. Terkenal akan fleksibilitas kerja, terutama di kalangan perempuan, negara ini menawarkan berbagai pilihan kerja paruh waktu. Budaya kerja yang mendukung keseimbangan kehidupan dan pekerjaan berkontribusi pada kepuasan kerja yang tinggi.
3. Norwegia
Norwegia berada di urutan ketiga dengan 27,1 jam kerja dalam seminggu. Di negara ini, ada ketentuan perlindungan ketenagakerjaan yang kuat dan jaringan sosial yang luas. Fokus pada kesejahteraan masyarakat serta waktu berkualitas bersama keluarga mencerminkan efektivitas produktivitas tinggi.
4. Austria
Di peringkat keempat, Austria memiliki rata-rata jam kerja 28,4 jam per minggu. Kebijakan ketenagakerjaan yang progresif mendukung kesejahteraan individu, memberikan ruang bagi karyawan untuk bersantai dan mengejar kegiatan pribadi. Ini mencerminkan nilai-nilai sosial yang tinggi di Austria.
5. Denmark
Dengan 28,8 jam kerja per minggu, Denmark berada di urutan kelima. Negara ini dikenal karena kebudayaannya yang mengedepankan kepercayaan dan fleksibilitas. Kombinasi kebijakan pembagian kerja dan dukungan untuk keluarga menjadikan Denmark sebagai salah satu negara paling bahagia di dunia.
6. Finlandia
Finlandia, dengan 28,8 jam kerja, mengedepankan nilai keadilan dan kesetaraan antara pria dan wanita dalam jam kerja. Dengan perlindungan karyawan yang kuat, negara ini berhasil menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, menjadikannya salah satu negara dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi.
7. Vanuatu
Rata-rata jam kerja di Vanuatu adalah 29 jam per minggu. Ketergantungan negara ini pada sektor pertanian dan pariwisata memengaruhi struktur waktu kerja. Di Vanuatu, kegiatan komunitas dan keluarga sangat diutamakan, menciptakan kehidupan sosial yang seimbang.
8. Mozambik
Mozambik menempati posisi kedelapan dengan rata-rata 29 jam kerja. Meskipun sebagian besar angkatan kerja terlibat dalam pertanian, pendekatan negara ini menunjukkan pentingnya keseimbangan kerja. Pengaturan seperti ini mendukung kebutuhan ekonomi dasar tanpa mengorbankan waktu untuk diri sendiri.
9. Swedia
Swedia menyelesaikan daftar ini dengan rata-rata jam kerja 29,3 jam per minggu. Kebijakan cuti orang tua dan dukungan terhadap kesetaraan gender menjadikan Swedia sebagai contoh negara yang berhasil mengatur waktu kerja. Ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan pemerintahan dalam membentuk lingkungan kerja yang sehat.
Apa yang Membuat Negara-negara Ini Bekerja Lebih Sedikit dan Hidup Lebih Baik?
Faktor pemerintah dan kebijakan ketenagakerjaan yang mendukung jam kerja fleksibel menjadi kunci utama bagi negara-negara ini. Di Eropa, undang-undang yang ketat tentang jam kerja sangat mendukung waktu istirahat, sementara di Yaman, jam kerja yang lebih pendek bukan hanya karena kesejahteraan, tetapi juga mencerminkan konteks ekonomi lokal. Perubahan cara kerja global ini menunjukkan potensi untuk mencapai keseimbangan antara produktivitas dan kehidupan sosial yang lebih baik.
