Penyakit jantung koroner kini tidak lagi lekat dengan usia paruh baya, melainkan semakin banyak ditemukan pada kalangan anak muda, khususnya generasi Z. Dalam konferensi Primaya Cardiovascular Conference 2025, dokter spesialis jantung, Dr. Bambang Budiono, mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa seorang pasien berusia 19 tahun telah mengalami masalah jantung serius akibat faktor keturunan dan gaya hidup tidak sehat. Tren ini menunjukkan perlunya kewaspadaan bagi generasi muda, yang mungkin belum menyadari risiko ini.
Berdasarkan penjelasan Dr. Bambang, penyebab utama penyakit jantung bagi kalangan muda sering kali berkaitan dengan gaya hidup mereka. "Rokok, pola makan tinggi lemak, kurang olahraga, dan stres adalah faktor yang mempercepat terjadinya penyempitan pembuluh darah," paparnya. Penelitian bahkan menunjukan bahwa tanda awal penyempitan pembuluh bisa terdeteksi pada usia 10 hingga 15 tahun.
Pencegahan merupakan langkah yang lebih krusial daripada pengobatan. Dr. Bambang menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama bagi mereka dengan riwayat keluarga yang memiliki penyakit jantung, kolesterol tinggi, atau diabetes. Ia menyarankan, "Jangan tunggu ada keluhan baru melakukan pencegahan, karena ketika keluhan muncul, biasanya kondisinya sudah cukup berat."
Pentingnya Gaya Hidup Sehat
Gaya hidup sehat berperan dalam menekan risiko serangan jantung. Aktivitas fisik secara teratur, seperti bersepeda, jogging, atau berenang, serta pola makan seimbang yang rendah lemak jenuh, merupakan langkah yang sangat dianjurkan. "Genetik hanya merupakan potensi. Jika lingkungan mendukung gaya hidup buruk seperti merokok dan obesitas, risiko menjadi lebih tinggi," tegasnya.
Di Indonesia, akses ke fasilitas kesehatan dalam penanganan penyakit jantung telah berkembang pesat. Ketersediaan teknologi dan layanan medis kini sebanding dengan negara-negara maju. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat terhadap risiko dan pentingnya deteksi dini penyakit jantung harus ditingkatkan. "Semakin dini kita mendeteksi, semakin besar peluang untuk mencegah," ungkap Dr. Bambang.
Awareness dan Edukasi Masyarakat
Kenaikan angka kejadian penyakit jantung di kalangan anak muda mendesak perlunya upaya edukasi dan awareness. Dr. Bambang menekankan bahwa pemahaman tentang kesehatan jantung harus dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan sejak dini. Hal ini bertujuan agar generasi muda lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan jantung dan melakukan langkah-langkah pencegahan sejak usia dini.
Dari konferensi ini, hadir pula sejumlah pakar kardiologi sebelum Dr. Bambang yang menyampaikan pandangan dan solusi yang terkait dengan pencegahan serta pengelolaan penyakit jantung. Para ahli tersebut sepakat bahwa perubahan gaya hidup, pola makanan yang sehat, dan peningkatan aktivitas fisik harus menjadi prioritas bagi generasi muda.
Langkah yang Harus Ditempuh Setiap Individu
Untuk mengurangi risiko penyakit jantung, berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil oleh individu, terutama generasi Z:
- Rutin Berolahraga: Usahakan melakukan aktivitas fisik minimal 150 menit dalam seminggu.
- Pola Makan Sehat: Perbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian; batasi konsumsi lemak jenuh.
- Hindari Rokok: Merokok memperbesar risiko penyakit jantung. Jika sudah merokok, carilah cara untuk berhenti.
- Kelola Stres: Teknik relaksasi seperti meditasi bisa membantu mengurangi stres yang berlebihan.
- Pemeriksaan Kesehatan Rutin: Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi potensi masalah sejak dini.
Dengan meningkatkan kesadaran dan mengadopsi gaya hidup sehat, generasi Z bisa meminimalisir risiko serangan jantung dan menjalani hidup yang lebih sehat. Edukasi yang tepat dan penerapan gaya hidup sehat menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan ini.
