Indonesia saat ini menghadapi tantangan serius dalam pemenuhan gizi anak. Prevalensi kekurangan zat gizi mikro yang tinggi serta rendahnya tingkat konsumsi susu menjadi masalah utama yang mengancam kesehatan dan perkembangan anak-anak di seluruh negeri. Dalam beberapa laporan, diketahui bahwa asupan harian anak-anak, terutama yang berusia sekolah, belum sepenuhnya mendukung pertumbuhan optimal. Hal ini berpotensi meningkatkan risiko gangguan imunitas, keterlambatan perkembangan kognitif, dan kualitas hidup jangka panjang yang buruk.
Dokter spesialis anak, Tumpal Andreas, menyatakan bahwa pentingnya nutrisi lengkap bagi anak usia sekolah tidak bisa diabaikan. Di usia 5 hingga 12 tahun, anak mengalami periode kritis untuk perkembangan fisik dan kognitif. Pada fase ini, terjadi peningkatan signifikan pertumbuhan tulang, pematangan sistem saraf, serta kapasitas neuroplastisitas otak.
"Defisiensi mikronutrien masih sering ditemukan di Indonesia dan berisiko menurunkan imunitas serta menghambat konsentrasi belajar,” ungkap Tumpal dalam kampanye Diamond UHT bertajuk “Bekal Seru Semua Aksimu” di Scientia Square Park, Tangerang. Kombinasi makronutrien yang cukup (energi, protein, lemak sehat) dan mikronutrien (vitamin dan mineral) sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan.
Tantangan pemenuhan gizi ini semakin mendesak dengan tidak adanya perhatian yang cukup terhadap generasi Alpha, yaitu kelompok anak yang lahir antara tahun 2010 hingga 2024. Mereka adalah generasi yang tumbuh di era digital, dihadapkan dengan informasi yang cepat dan tuntutan untuk kreatif serta mandiri. Namun, fasilitas dan pola makan yang tidak seimbang dapat mengganggu keseimbangan antara kebutuhan fisik, mental, dan nutrisi mereka.
Peran orang tua menjadi sangat vital dalam menyediakan pola makan sehat dan mendukung perkembangan emosional anak. Seiring dengan pertumbuhan generasi Alpha, penyediaan bekal makanan yang seimbang dan gizi yang memadai harus menjadi prioritas. Jajanan yang sehat di lingkungan sekolah juga perlu diperhatikan, sebab sering kali makanan yang tersedia hanya tinggi makronutrien namun rendah pada mikronutrien.
Selain itu, Tumpal juga menekankan bahwa susu adalah salah satu pilihan terbaik dalam memenuhi kebutuhan gizi anak. Susu tidak hanya menarik dan praktis sebagai jajanan, tetapi juga mengandung protein berkualitas tinggi, vitamin esensial, serta mineral seperti kalsium dan magnesium yang penting untuk pertumbuhan tulang dan fungsi kognitif.
Dengan menyediakan bekal gizi yang baik, anak-anak dapat membangun fondasi kesehatan yang kuat untuk fase pertumbuhan mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk bijak dalam memilih makanan yang tidak hanya tinggi kandungan energi, tetapi juga kaya akan nutrisi.
Dalam konteks ini, terdapat beberapa langkah yang bisa diambil oleh orang tua dan pihak terkait untuk meningkatkan pemenuhan gizi anak:
-
Edukasi Gizi: Sosialisasi mengenai pentingnya gizi seimbang harus dilakukan secara terus-menerus, baik di rumah maupun di sekolah.
-
Penyediaan Makanan Sehat: Memastikan ketersediaan makanan bergizi di lingkungan sekolah untuk mengurangi akses terhadap jajanan yang tidak sehat.
- Keterlibatan Orang Tua: Mendorong orang tua untuk aktif terlibat dalam pemilihan dan penyediaan asupan makanan yang baik di rumah.
Kondisi gizi anak yang baik adalah investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa. Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia bisa menuju generasi yang lebih sehat dan cerdas. Tekad ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan untuk memberikan yang terbaik bagi generasi penerus.
Src: https://www.beritasatu.com/lifestyle/2926313/indonesia-hadapi-tantangan-serius-pemenuhan-gizi-anak?page=all
