Penyakit Gagal Ginjal Kronik (PGK) menjadi salah satu tantangan kesehatan utama yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Proses penyaringan yang tidak efisien pada ginjal yang rusak membuat tubuh tidak mampu membuang sisa zat dan racun dengan efektif. Dalam banyak kasus, hemodialisis (HD) menjadi pilihan utama untuk mengatasi konsekuensi dari kerusakan ginjal. Hemodialisis bukan hanya mengilangkan limbah cair, tetapi juga menawarkan harapan hidup bagi pasien yang terpaksa bergantung padanya.
Hemodialisis atau yang lebih umum dikenal dengan istilah cuci darah adalah prosedur medis yang melibatkan pengaliran darah pasien keluar dari tubuh, pembersihan melalui mesin dialyzer atau ginjal buatan, dan pengembalian darah yang sudah bersih ke dalam tubuh. Proses ini biasanya dilakukan tiga kali dalam seminggu selama 3-4 jam per sesi. Meskipun hemodialisis bukan solusi jangka panjang, terapi ini menjanjikan perbaikan kualitas hidup dan meminimalkan risiko komplikasi, termasuk kelebihan cairan dan hipertensi.
Akan tetapi, HD konvensional memiliki keterbatasan terutama dalam membersihkan racun berukuran menengah. Untuk itu, dalam beberapa tahun terakhir, teknologi hemodialisis mengalami pengembangan yang signifikan. Salah satu terobosan terbaru dalam terapi hemodialisis adalah penggunaan dialiser generasi baru seperti HD Theranova dan HDX.
Dialiser HD Theranova dirancang untuk meningkatkan pemfilteran molekul racun berukuran sedang yang sulit disaring oleh dialiser konvensional. Menurut informasi yang dihimpun, dengan teknologi membran yang lebih maju, HD Theranova mampu menghilangkan racun lebih efisien, sehingga memberikan kontribusi positif terhadap kualitas hidup pasien.
Sementara itu, HDX merupakan modifikasi dari metode hemodialisis konvensional. Dengan membran yang lebih besar porinya dan sistem pengaliran darah yang ditingkatkan, HDX mampu menyaring racun dengan efisiensi yang lebih baik. Terobosan ini mendekatkan kemampuan HDX dengan hemodiafiltrasi (HDF), yang merupakan gabungan dari prinsip hemodialisis dan filtrasi tekanan tinggi untuk penghilangan racun yang lebih efektif.
HDF, meskipun memberikan hasil yang lebih optimal, juga membawa kompleksitas tersendiri, termasuk kebutuhan akan mesin dan sistem water treatment yang lebih canggih. Prosedur ini belum banyak diterapkan, terutama di negara berkembang, di mana fasilitas kesehatan mungkin tidak memadai untuk mendukung terapi lanjutan ini.
Konsultan ginjal-hipertensi, dr. Muthalib Abdullah, Sp.PD-KGH, FINASIM, menjelaskan bahwa meskipun HDF efektif, prosedurnya memiliki syarat tertentu dan efek terapinya baru bisa dirasakan setelah beberapa waktu. Jika pasien tidak memenuhi kriteria tertentu untuk HDF, mereka masih bisa menggunakan opsi lain seperti hemoperfusi, Theranova, atau HDX, bergantung pada kondisi akses aliran darah mereka.
Peningkatan teknologi di bidang hemodialisis, termasuk penggunaan dialiser baru, memberikan harapan baru bagi pasien PGK. Meskipun demikian, tantangan terbesar tetap pada akses yang merata dan biaya tinggi yang sering kali menjadi penghalang. Ketersediaan fasilitas dialisis yang memadai dan tenaga medis berpengalaman sangat penting untuk memperluas jangkauan layanan kesehatan.
Seiring dengan kemajuan teknologi, kesadaran pasien untuk menjaga pola hidup sehat juga merupakan faktor yang tak kalah penting. Mengikuti jadwal dialisis yang tepat dan melakukan kontrol medis secara rutin dapat berperan signifikan dalam keberhasilan terapi. Edukasi masyarakat tentang pencegahan dini dan deteksi awal PGK juga perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan pemberdayaan pasien di masa depan.
Src: https://lifestyle.bisnis.com/read/20250926/106/1915139/apa-itu-terapi-hemodialisis-ekspansi-untuk-pasien-gagal-ginjal-kronik/All
