Kasus henti jantung mendadak saat berolahraga kembali mencuat setelah insiden yang menimpa seorang pemuda yang tiba-tiba pingsan saat bermain badminton. Kejadian tragis ini menggugah perhatian banyak pihak untuk lebih memahami penyebab dan langkah pencegahannya. Dokter dan edukator kesehatan, dr. Farhan Zubedi, menjelaskan bahwa henti jantung bisa terjadi pada siapa pun, termasuk individu yang terlihat sehat.
Kondisi henti jantung mendadak sering kali dipicu oleh kelainan jantung yang tidak terdeteksi, seperti penebalan otot jantung atau hypertrophic cardiomyopathy. Dr. Farhan mencontohkan, saat seseorang melakukan gerakan cepat—seperti membungkuk untuk mengambil bola dan tiba-tiba berdiri—perubahan posisi ini dapat menyebabkan tekanan darah berfluktuasi dengan drastis. Pada jantung yang sudah lemah, perubahan ini bisa menyebabkan irama jantung tidak stabil, bahkan mengakibatkan berhentinya fungsi pompa darah.
Dalam penjelasannya di media sosial, dr. Farhan menekankan pentingnya mengenali gejala-gejala yang berpotensi mengindikasikan masalah jantung, seperti nyeri dada, pusing, atau pingsan saat berolahraga. Kesadaran akan gejala ini bisa menjadi langkah awal dalam mencegah kejadiannya. Pencegahan tidak hanya berfokus pada pemantauan diri, tetapi juga memerlukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Khususnya bagi individu yang memiliki riwayat keluarga dengan kematian mendadak di usia muda.
Berikut adalah tiga langkah pencegahan yang disarankan oleh dr. Farhan:
-
Waspadai gejala: Selalu perhatikan apakah mengalami nyeri dada, pusing, atau pingsan saat berolahraga.
-
Pemeriksaan rutin: Lakukan pemeriksaan jantung secara berkala, terutama jika ada riwayat keluarga yang mencolok.
- Pelajari CPR: Menguasai teknik resusitasi jantung paru (CPR) dan cara menggunakan alat kejut jantung otomatis (AED) dapat menyelamatkan nyawa saat keadaan darurat.
Dr. Farhan menekankan bahwa pemeriksaan yang sederhana, seperti elektrokardiogram (EKG) dan pemahaman tentang riwayat kesehatan keluarga, dapat memberikan informasi penting, terutama bagi mereka yang aktif berolahraga. Pengetahuan yang tepat dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam menangani situasi darurat.
Informasi ini sangat krusial, mengingat potensi henti jantung mendadak dapat menghampiri siapa saja, bahkan mereka yang aktif dan terlihat sehat. Edukasi seputar kesehatan jantung dan kesadaran masyarakat dalam mengenali gejala berbahaya harus terus ditingkatkan agar dapat meminimalkan risiko.
Dr. Farhan juga mengajak masyarakat untuk menyebarkan informasi ini sebagai bentuk kepedulian kepada orang lain. Dengan berbagi pengetahuan, banyak nyawa bisa diselamatkan. Memahami berbagai risiko dan langkah-langkah pencegahan dapat memberi manfaat besar dalam menjaga kesehatan jantung, terutama saat menjalani aktivitas fisik yang intens.
Melalui segala informasi dan edukasi yang tersedia, diharapkan masyarakat lebih peduli dan proaktif dalam menjaga kesehatan jantung. Dengan demikian, kasus serupa di masa depan bisa diminimalisasi dan setiap individu bisa tetap aktif dan sehat dalam berolahraga. Kejadian tragis ini harus menjadi pengingat penting akan nilai kesehatan yang tidak boleh dipandang sebelah mata.
Source: women.okezone.com
