Jane Goodall, ahli primata dan konservasionis terkemuka yang dikenal dunia, telah meninggal dunia pada usia 91 tahun pada Rabu, 1 Oktober 2025. Selama hidupnya, Goodall berkontribusi besar dalam mengubah pandangan dunia tentang primata, terutama simpanse, dengan penemuan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menggunakan alat. Dia juga mengembangkan pandangan tentang konservasi lingkungan, perlindungan hewan, dan hak asasi manusia. Bahkan di masa tuanya, Goodall tetap aktif dalam berbagai kegiatan yang mencerminkan dedikasinya terhadap isu-isu ini.
Mengonsumsi makanan nabati telah menjadi salah satu kunci kesehatan Goodall. Dalam esai yang ditulisnya pada 2017, ia mengungkapkan bahwa ia berhenti makan daging sekitar 50 tahun yang lalu setelah menyaksikan potongan daging di piringnya. Keputusan untuk beralih ke pola makan nabati ini bukan saja berdampak positif bagi kesehatannya, tetapi juga didorong oleh alasan etika. “Usus kita tidak dirancang untuk makan daging dalam jumlah banyak,” katanya, membahas tentang dampak negatif daging terhadap kesehatan pencernaan. Penelitian terbaru juga menunjukkan pola makan nabati yang kaya minyak zaitun dan tomat berpotensi menurunkan risiko penyakit jantung.
Selain pola makan sehat, Goodall juga percaya bahwa menjaga aktivitas fisik dan mental adalah penting. Dia melanjutkan pekerjaannya hingga akhir hayat, menghabiskan hampir 300 hari setahun dalam perjalanan. “Saya tidak punya waktu untuk hobi,” ujarnya dalam sebuah wawancara, mengungkapkan dedikasinya dalam beraktivitas. Menurut Karen Glaser, profesor di King’s College London, bekerja di usia lanjut dapat memberikan kepuasan sekaligus mendukung fungsi kognitif yang baik.
Terus belajar hal baru juga menjadi bagian dari filosofi hidup Goodall. Dalam penampilannya di acara Call Her Daddy, ia mengatakan bahwa setiap hari harus diisi dengan belajar, meskipun itu adalah informasi kecil. Sejalan dengan ini, seorang profesor di University of Utah menggarisbawahi bahwa membuka diri terhadap pengalaman baru dapat membantu meningkatkan plastisitas otak, yang bermanfaat seiring pertambahan usia.
Menghindari stres merupakan praktik lain yang dipegang oleh Goodall. Dia dapat berkonsentrasi pada apa yang sedang terjadi tanpa terjebak dalam stres berlebihan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa stres kronis dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan berkontribusi pada berbagai penyakit. Goodall berusaha fokus pada hal-hal yang ada di bawah kendalinya, sebuah pendekatan yang banyak dicontoh oleh centenarian yang berhasil menjaga kesehatan hingga usia sangat lanjut.
Goodall juga memiliki kecintaan mendalam terhadap alam. Dalam sebuah wawancara, ia mengungkapkan kebahagiaannya yang hakiki saat bisa berada di luar ruangan. “Jika saya pergi ke hotel dan hanya ada satu pohon, terkadang saya akan memindahkan tempat tidur saya agar saya bisa melihat pohon itu,” ungkapnya. Penelitian menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di luar ruangan memiliki banyak efek positif bagi kesehatan, termasuk meningkatkan daya ingat dan mengurangi tekanan darah.
Di dalam perjalanan hidupnya yang panjang, Jane Goodall tidak hanya meneliti dan melindungi primata, tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk menerapkan pola hidup sehat dan berkontribusi dalam konservasi lingkungan. Kehidupan dan ajarannya akan terus menjadi inspirasi bagi generasi mendatang dalam menjaga kelestarian lingkungan dan memahami pentingnya kehidupan yang seimbang.
Source: lifestyle.bisnis.com
