Penyakit katarak yang tidak dioperasi dapat meningkatkan risiko kematian lebih awal, menurut penelitian terbaru. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) Cabang Bekasi, dr. Irsad Sadri, Sp.M. Dalam sebuah acara bakti sosial operasi katarak di Primaya Hospital Bekasi Timur, dr. Irsad menyatakan bahwa 2,6 persen dari pasien katarak yang tidak menjalani operasi cenderung meninggal sebelum waktunya. Ini menunjukkan bahwa katarak tidak hanya mempengaruhi penglihatan, tetapi juga berhubungan dengan harapan hidup pasien.
Katarak terjadi ketika lensa mata yang biasanya jernih menjadi keruh, sehingga menghalangi cahaya masuk ke dalam mata. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan permanen. Banyak orang enggan menjalani operasi meskipun prosedur tersebut sudah tergolong cepat dan minim risiko.
Menurut dr. Irsad, rendahnya kualitas hidup akibat penglihatan yang kabur bisa membuat pasien menjadi kurang mandiri, terutama di usia tua. “Pandangan yang buruk seringkali membuat pasien menjadi pasif dan kurang aktif, berakibat pada kesehatan fisiknya secara keseluruhan,” jelasnya. Pada usia produktif, antara 50 sampai 60 tahun, hal ini sangat berpotensi menurunkan kesempatan untuk menjalani hidup yang aktif dan sehat.
Banyak pasien yang merasa takut dengan operasi katarak, meskipun prosedur ini berlangsung hanya 10 hingga 20 menit dan tidak memerlukan bius total. Dr. Irsad mencontohkan bahwa operasi hanya menggunakan bius lokal di bagian kornea, sehingga pasien tidak merasakan sakit yang berarti. “Katarak adalah masalah yang bisa diintervensi. Setelah operasi, mereka bisa sembuh hampir seperti semula,” tambahnya.
Kegiatan bakti sosial yang dilakukan di Primaya Hospital Bekasi Timur baru-baru ini berhasil melakukan operasi pada 85 pasien. Para pasien diberikan instruksi untuk menjaga kebersihan mata pascaoperasi dan disarankan untuk tidak terpapar air selama minggu pertama. Namun, tidak ada pantangan khusus terkait pola makan atau olahraga setelah menjalani operasi.
Yoseph Bambang Pamungkas, Chief Business Development Officer Primaya Hospital Group, menyatakan bahwa operasi katarak bisa sangat meningkatkan kualitas hidup seseorang di usia lanjut. “Kesehatan adalah hak setiap individu, dan pemulihan penglihatan memberikan kebahagiaan yang tak ternilai,” ujarnya.
Namun, dr. Irsad juga mengingatkan bahwa setelah operasi, pasien masih perlu waspada terhadap kemungkinan munculnya katarak sekunder. Ini biasanya terjadi pada pasien yang sudah menjalani operasi katarak di usia muda atau pada mereka yang memiliki diabetes. “Faktor keturunan, kadar gula darah yang tidak terkontrol, dan pola hidup yang tidak sehat berperan dalam risiko ini,” jelasnya.
Dengan begitu banyaknya manfaat dari operasi katarak, penting bagi masyarakat untuk mengubah pandangan negatif terhadap prosedur ini. Mengedukasi pasien tentang pentingnya intervensi medis dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan tingkat keberhasilan operasi dan kualitas hidup pasien.
Akhir kata, menjadi sangat jelas bahwa mengabaikan katarak dapat memiliki konsekuensi fatal. Operasi katarak tidak hanya menyelamatkan penglihatan, tetapi juga dapat memperpanjang harapan hidup dan meningkatkan kualitas hidup seseorang.
Source: www.suara.com
