Dana Desa Selamatkan Generasi: Kisah Sukses SIGAP Atasi Stunting

Di tengah upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah stunting di Indonesia, pemanfaatan Dana Desa muncul sebagai solusi yang sangat relevan. Program Keluarga SIGAP (Siaga Dukung Kesehatan, Siap Hadapi Masa Depan) telah menunjukkan bukti nyata dalam meningkatkan kesehatan anak dan mencegah stunting di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Bogor dan Sukabumi.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan, stunting adalah masalah kesehatan serius yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Ancaman ini sering kali disebabkan oleh kurangnya gizi, kebiasaan hidup bersih yang tidak terbentuk, dan imunisasi yang tidak lengkap. Untuk menangani masalah ini, pemanfaatan Dana Desa untuk mendukung program kesehatan menjadi prioritas.

Melalui diskusi kelompok terfokus (FGD) yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pejabat pemerintah dan tenaga kesehatan, Keluarga SIGAP merancang program yang berpihak pada kesehatan anak. Sejak diluncurkan, program ini terbukti efektif mendorong perubahan perilaku, seperti pentingnya cuci tangan pakai sabun dan imunisasi lengkap. Kader Posyandu dilatih untuk menjalankan metode edukasi yang menarik, termasuk jingle dan demonstrasi langsung, untuk membuat materi pembelajaran lebih mudah dipahami dan diterima masyarakat.

Direktur Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan, dr. Elvieda Sariwati menekankan pentingnya praktik sehari-hari dalam pencegahan stunting. “Dengan membiasakan kebersihan, pola makan bergizi, dan imunisasi tepat waktu, kita bisa menciptakan perubahan berkelanjutan,” ujarnya. Pendekatan berbasis keluarga dalam program SIGAP memberikan kesempatan bagi orang tua untuk terlibat secara aktif dalam menjaga kesehatan anak-anak mereka.

Hasil nyata dari program SIGAP terlihat di sejumlah desa di Bogor, yang bahkan memutuskan untuk melanjutkan kegiatan dengan menggunakan Dana Desa. Menurut Sappe M. P. Sirait, Analis Kebijakan Senior dari Kementerian Desa, ini adalah wujud nyata dari tujuan Dana Desa untuk mengatasi masalah kesehatan publik dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dana Desa kini dapat dialokasikan untuk mendukung program kesehatan, asalkan telah direncanakan dalam musyawarah desa.

Kepala Desa Kota Batu, Ratna Sari, mengungkapkan bahwa setelah pelatihan SIGAP diterapkan, terjadi peningkatan signifikan dalam kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. “Relawan kami melakukan kunjungan rumah untuk membimbing orang tua tentang kebersihan dan gizi,” tuturnya. Dukungan dari lintas sektor juga menjadi kunci keberhasilan, dengan perusahaan seperti Unilever Lifebuoy berkontribusi dalam kampanye menjaga kebersihan.

Imunisasi telah menjadi fokus dalam upaya pencegahan stunting. Gavi, the Vaccine Alliance, juga terlibat dengan mengedukasi orang tua tentang pentingnya imunisasi lengkap dan tepat waktu. Alia Poonawala, perwakilan dari Gavi, menegaskan bahwa imunisasi adalah salah satu cara terbaik untuk memberikan anak-anak kesempatan hidup sehat. Melalui kolaborasi ini, diharapkan semua anak di Indonesia bisa terhindar dari penyakit yang dapat dicegah.

Program Keluarga SIGAP tidak hanya terbatas pada Kabupaten Bogor; evaluasi dilakukan untuk memperluas cakupan program ini ke daerah lain seperti Sukabumi dan Brebes. Dengan dukungan Dana Desa dan sinergi antara kebijakan nasional serta otonomi lokal, diharapkan Indonesia dapat menurunkan angka stunting secara signifikan dan menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan siap menghadapi masa depan. Ini adalah langkah penting menuju Indonesia Emas 2045, di mana setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat.

Source: www.suara.com

Exit mobile version