Alergi gluten menjadi perhatian penting dalam dunia kesehatan, terutama terkait dengan dampaknya pada sistem pencernaan dan kesehatan secara umum. Gluten, sebuah protein yang terdapat pada berbagai jenis biji-bijian seperti gandum, jelai, dan rye, dapat memicu reaksi alergi serius bagi sebagian orang. Menurut data dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM), banyak individu yang mengalami gangguan pencernaan ketika mengonsumsi makanan yang mengandung gluten.
Gejala Alergi Gluten
Gejala alergi gluten sangat bervariasi dan dapat muncul beberapa jam hingga beberapa hari setelah konsumsi. Di antara gejala yang umum dialami adalah perut kembung, nyeri perut, diare atau konstipasi, serta ruam merah dan gatal pada kulit. Dokter spesialis gizi, Luthfianti Diana Mauludiyah, mengungkapkan bahwa reaksi wie terhadap gluten juga dapat menyebabkan penurunan berat badan, gangguan tumbuh kembang pada anak-anak, serta anemia.
Dampak Jangka Panjang
Jika alergi gluten tidak diatasi dengan baik, bisa menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius. Untuk jangka waktu panjang, individu yang terpapar gluten dapat mengalami masalah antara lain gangguan pencernaan yang berlanjut, kelelahan, dan wajah pucat. Ini terjadi karena sistem pencernaan tidak mampu menyerap nutrisi dengan baik akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh gluten.
Sumber Gluten yang Perlu Diwaspadai
Makanan yang sering mengandung gluten termasuk roti, biskuit, mi, pasta, kue, dan sereal. Namun, gluten juga dapat terdapat dalam bahan pengental yang digunakan dalam berbagai produk makanan. Oleh karena itu, penting bagi individu dengan risiko alergi untuk membaca label dengan cermat.
Diana menyoroti bahwa diet bebas gluten sangat dianjurkan untuk mereka yang menderita penyakit celiac, yakni suatu kondisi autoimun di mana tubuh bereaksi terhadap gluten dengan menyerang lapisan usus halus. Ini bisa menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi, yang berakibat pada gejala gastrointestinal yang parah.
Alternatif Makanan Bebas Gluten
Bagi mereka yang harus menghindari gluten, ada banyak sumber makanan alternatif yang tetap bergizi. Contohnya, beras, ubi, dan jagung dapat digunakan sebagai pengganti makanan yang mengandung gluten. Selain itu, ada juga tepung alternatif seperti tepung beras, tepung tapioka, dan tepung jagung yang bisa dimanfaatkan dalam pembuatan makanan.
Kewaspadaan Konsumen
Belakangan ini, masalah alergi gluten juga mencuat di tengah masyarakat, khususnya setelah adanya keluhan konsumen terkait produk makanan yang tidak sesuai label. Beberapa konsumen melaporkan mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi produk dari toko roti daring yang mengklaim sebagai makanan bebas gluten. Hal ini meningkatkan kesadaran akan pentingnya transparansi dalam penyampaian informasi produk kepada konsumen.
Pentingnya Diagnosis dan Pengelolaan Alergi Gluten
Bagi mereka yang mengalami gejala-gejala di atas, penanganan tepat sangatlah penting. Dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk melakukan diagnosis dan penanganan yang benar. Pemeriksaan medis dapat membantu menentukan apakah seseorang benar-benar alergi terhadap gluten atau memiliki kondisi lain yang serupa.
Mengenali dan memahami alergi gluten serta dampaknya terhadap kesehatan dapat menjadi langkah awal yang penting dalam menjaga kesehatan. Dengan perhatian yang tepat, masyarakat diharapkan dapat mengelola asupan gluten dengan lebih bijak demi kesehatan jangka panjang.
Source: www.beritasatu.com
