Wanti-wanti Dinkes DKI: Penyakit Mirip COVID Hampir 2 Juta Kasus

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, mengungkapkan bahwa kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Jakarta mengalami lonjakan signifikan. Hingga awal Oktober 2025, tercatat sekitar 1.966.308 kasus ISPA, meningkat tajam sejak bulan Juli. Kenaikan yang drastis ini menjadi perhatian serius bagi Dinas Kesehatan karena ISPA merupakan penyakit dengan penularan yang tinggi, yang terjadi melalui droplet dan aerosol.

Faktor penyebab dari meningkatnya kasus ini cukup beragam. Menurut Ani, polusi udara dan fenomena musim kemarau basah yang dialami Jakarta turut berkontribusi pada penurunan daya tahan tubuh masyarakat. Pihak Dinkes DKI mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan serta menghindari paparan asap rokok, terutama bagi mereka yang mengalam gejala batuk dan pilek.

“Jika mengalami gejala, segera akses layanan kesehatan dan batasi aktivitas ketika sakit,” imbau Ani. Upaya pencegahan seperti ini penting untuk mengurangi penyebaran ISPA yang kerap dianggap mirip dengan COVID-19, sehingga masyarakat perlu lebih waspada.

Pentingnya Menjaga Daya Tahan Tubuh

Masyarakat juga diimbau untuk menjaga daya tahan tubuh. Mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang, beristirahat yang cukup, serta melakukan olahraga secara rutin merupakan langkah-langkah yang bisa diambil. “Mengelola stres dengan baik juga berperan penting dalam menjaga kesehatan,” tambah Ani.

Para ahli menjelaskan bahwa dengan disiplin menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), risiko penularan ISPA dan penyakit pernapasan lainnya dapat ditekan. Dinkes DKI memberikan beberapa saran untuk mengatasi ISPA:

  1. Lakukan kompres hangat pada daerah yang nyeri untuk memperbaiki pernapasan.
  2. Menghirup uap dan berkumur dengan air garam dapat membantu meredakan gejala.
  3. Penting untuk memperbanyak minum guna menggantikan kehilangan cairan, mengingat ISPA menyebabkan dehidrasi.
  4. Penggunaan obat analgesik untuk mengurangi demam dan nyeri juga disarankan.

Akhir-akhir ini, media juga melaporkan bahwa Kementerian Kesehatan RI sedang "memasang radar" untuk memantau peningkatan kasus penyakit mirip COVID-19, terutama ISPA, di seluruh Indonesia. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap lonjakan yang terlihat di DKI Jakarta, sekaligus upaya agar tidak terjadi kekacauan yang lebih besar seperti yang pernah terjadi pada puncak pandemi COVID-19.

Dampak Lingkungan dan Perilaku Masyarakat

Lingkungan menjadi faktor penting dalam kesehatan. Polusi udara yang tinggi di Jakarta membuat masyarakat lebih rentan terhadap penyakit pernapasan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa udara yang tercemar tidak hanya menyebabkan masalah pernapasan, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dalam mengurangi emisi dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih.

Di sisi lain, perilaku masyarakat yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker di tempat publik, juga dapat berkontribusi pada penyebaran berbagai penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dan mengikuti anjuran kesehatan yang disampaikan oleh Dinkes.

Sosialisasi dan Edukasi Kesehatan

Dinas Kesehatan DKI Jakarta berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi kesehatan kepada masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pencegahan ISPA dan penyakit lainnya. Melalui penyuluhan dan kampanye kesehatan, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan, terutama di tengah kondisi lingkungan yang penuh tantangan.

Dengan meningkatnya jumlah kasus ISPA, kolaborasi antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat sangat penting untuk menghadapi tantangan kesehatan ini. Pihak Dinkes berharap setiap individu dapat berperan aktif dalam menjaga kesehatan, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang-orang di sekitarnya.

Source: health.detik.com

Exit mobile version