Kadar Omega-3 Rendah pada Wanita Tingkatkan Risiko Penyakit Alzheimer

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kadar asam lemak omega-3 yang rendah pada wanita dapat meningkatkan risiko terkena penyakit Alzheimer, sebuah kondisi neurodegeneratif yang berbahaya dan menurunkan fungsi otak. Alzheimer ditandai dengan pembentukan plak dan penumpukan protein di otak yang mengakibatkan kerusakan neuron, memicu berbagai gejala seperti kesulitan berpikir, masalah memori, dan perubahan perilaku.

Sebuah studi dari Inggris mengungkapkan bahwa wanita dengan Alzheimer memiliki kadar asam lemak tak jenuh omega-3, terutama DHA (asam dokosaheksaenoat), yang lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan pria yang menunjukkan fungsi kognitif normal. Penelitian ini memberikan indikasi jelas bahwa omega-3 sangat penting untuk kesehatan otak wanita, terutama bagi mereka dengan riwayat demensia dalam keluarga.

Salah satu penyebab tingginya risiko Alzheimer pada wanita adalah adanya faktor hormonal. Perubahan hormonal yang terjadi selama menopause diyakini berkontribusi terhadap peningkatan kerentanan ini. Selain itu, faktor lain seperti depresi, kurangnya aktivitas fisik, dan predisposisi genetik juga meningkatkan risiko. Menyikapi masalah ini, para ahli menjelaskan, “Kadar omega-3 dalam plasma atau konsentrasi membran eritrosit dapat digunakan sebagai indikator untuk mendeteksi pasien yang memiliki potensi tinggi untuk mengembangkan penyakit Alzheimer di masa depan.”

Asam lemak omega-3 memiliki peranan penting dalam berbagai fungsi biologis, mulai dari menjaga kesehatan sel-sel membran, mengurangi tingkat trigliserida, hingga mengatur tekanan darah. Khususnya di otak, omega-3 berperan dalam mengurangi stres oksidatif dan peradangan, serta meningkatkan aliran darah ke otak. Semua fungsi ini sangat penting untuk mencegah kematian sel otak.

Pentingnya omega-3, terutama DHA, dalam pola makan sehari-hari tidak dapat dipandang remeh. Suplementasi omega-3 dengan dosis sekitar 1 gram per hari telah terbukti memberikan perlindungan terhadap Alzheimer. Makanan sumber omega-3 berkualitas tinggi meliputi ikan berlemak seperti sarden, salmon, dan makerel, sedangkan sumber nabati antara lain flax seed, chia, kenari, dan minyak zaitun.

Riset menunjukkan adanya keterkaitan langsung antara defisiensi omega-3 dan penurunan fungsi kognitif. Ini adalah sinyal bagi setiap individu, khususnya wanita paruh baya dan mereka yang memiliki riwayat Alzheimer di keluarga, untuk lebih sadar tentang pentingnya asupan omega-3 dalam diet mereka. "Perempuan perlu lebih memperhatikan asupan gizi, terutama omega-3, agar dapat mengurangi risiko Alzheimer," kata seorang peneliti terkait.

Sebagai langkah preventif, komunitas medis dan ahli gizi mendorong peningkatan konsumsi makanan kaya omega-3 dan, jika diperlukan, suplementasi. Dengan mengubah pola makan menjadi lebih kaya omega-3, diharapkan dapat menurunkan angka kejadian Alzheimer di kalangan wanita.

Manfaat Omega-3 yang Lain

Selain perannya dalam pencegahan Alzheimer, omega-3 juga berkontribusi bagi kesehatan kardiovaskular dan pengelolaan peradangan. Konsumsi rutin omega-3 dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan jantung, dan memberikan efek positif pada mood.

Dengan semua manfaat ini, jelas bahwa omega-3 berperan lebih dalam kesehatan wanita daripada sekadar pencegahan Alzheimer. Oleh karena itu, langkah-langkah preventif melalui perubahan pola makan sehari-hari sangat direkomendasikan. Beberapa pilihan makanan yang kaya omega-3 mudah ditemukan di pasar dan bisa menjadi tambahan yang bermanfaat untuk diet harian.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara omega-3 dan kesehatan otak, diharapkan setiap individu dapat mengambil tindakan proaktif untuk melindungi fungsi kognitif mereka di usia lanjut.

Source: lifestyle.bisnis.com

Exit mobile version