Satu-satunya Dokter Hewan di Gaza Utara Tewas Ditembak Militer Israel

Sebagai satu-satunya dokter hewan di Gaza Utara, Dr. Muath Abu Rukbeh tewas setelah ditembak oleh pasukan Israel saat melakukan perjalanan pulang ke rumahnya. Tragedi ini terjadi pada 10 Oktober, bersamaan dengan awal gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Dr. Muath, yang berusia 30 tahun, berangkat dari Deir al-Balah, tempat tinggal sementara keluarganya, dengan harapan meraih kembali kehidupan normal di Jabalia.

Dalam konteks konflik berkepanjangan dan kondisi yang sangat tidak stabil di wilayah tersebut, Dr. Muath terpaksa melintasi ‘zona kuning’ yang diduduki Israel. Keluarganya yang khawatir kehilangan kontak dengannya selama sembilan hari sebelum akhirnya ia ditemukan tewas. Dalam wawancara dengan Sulala Animal Rescue, istri Dr. Muath mengekspresikan devastasinya, mengingat mereka punya dua anak kecil—masih berusia tiga dan 20 bulan.

Kehilangan Dr. Muath bukan hanya duka bagi keluarga, tetapi juga bagi masyarakat yang bergantung padanya untuk kebutuhan kesehatan hewan. Dr. Muath merupakan satu-satunya dokter hewan di wilayah tersebut, yang berarti, selain kelangsungan hidup hewan peliharaan, ia juga berperan dalam menjaga kesehatan ternak yang penting bagi ketahanan pangan lokal.

Tim pencari yang dikepalai oleh saudara laki-laki Dr. Muath menemukan rangkaian mayat di dekat lokasi kejadian. Dia mengisahkan bahwa pada saat itu, dia sendiri hampir menjadi korban ketika tentara Israel menembakinya. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian, ia berharap saudaranya tidak mati melainkan ditahan.

Annelies Keuleers, juru bicara Sulala Animal Rescue, menyatakan bahwa Dr. Muath tidak pantas mengalami akhir yang tragis. “Kami sangat sedih atas kejadian ini dan berharap tidak ada lagi yang terbunuh,” ujarnya dengan nada penuh harapan akan perdamaian. Data terbaru menunjukkan bahwa insiden serupa seringkali berulang di wilayah Gaza, yang tercermin dari meningkatnya jumlah korban jiwa akibat kekerasan.

Dari konteks lebih luas, peristiwa penembakan Dr. Muath mengingatkan pada banyak korban lainnya dalam konflik yang berkepanjangan ini. Menurut catatan dari organisasi hak asasi manusia, banyak warga sipil termasuk profesional seperti dokter dan tenaga medis menjadi sasaran dalam serangan yang tak terduga.

Sementara itu, kondisi di Gaza juga semakin memburuk dengan adanya laporan kelaparan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Krisis kemanusiaan akibat blokade dan serangan militer memperburuk situasi di kawasan tersebut. Publikasi terakhir menunjukkan ratusan ribu warga Gaza menghadapi kekurangan makanan dan sanitas yang memprihatinkan.

Kematian Dr. Muath bukanlah sekadar angka statistik; itu adalah sebuah pengingat tentang pentingnya perlindungan bagi para profesional kesehatan dan warga sipil dalam konflik. Penembakan ini juga menggambarkan kejamnya konsekuensi perang, yang tak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menghancurkan harapan masa depan bagi keluarga yang ditinggalkan.

Seiring berjalannya waktu, diharapkan ada kesadaran global atas situasi ini, dan upaya lebih banyak untuk mengedepankan dialog damai alih-alih kekerasan. Dalam kondisi yang sangat rawan seperti ini, pengorbanan seperti yang dilakukan Dr. Muath harus diingat dan dihadirkan sebagai bagian dari narasi perjuangan untuk kemanusiaan.

Source: health.detik.com

Exit mobile version