Bulan Oktober menjadi saksi perjuangan melawan kanker payudara, sebuah penyakit yang berdampak besar terhadap jutaan wanita di seluruh dunia. Khususnya pada tanggal 15 Oktober, masyarakat global memperingati hari yang berfokus pada kesadaran kanker payudara dengan simbol terkenal, yaitu pita pink. Dalam sejarahnya, pita pink bukan hanya sekadar aksesori, tetapi simbol kepedulian dan perjuangan yang lahir dari ketidakadilan dalam penanganan penyakit ini.
Pita pink diciptakan oleh Charlotte Haley, seorang wanita berusia 68 tahun yang terinspirasi oleh pengalaman keluarganya. Haley, yang telah kehilangan ibu, saudara perempuan, dan cucunya akibat kanker payudara, merasa perlu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Ia menciptakan pita berwarna peach yang diikatkan dengan sebuah kartu yang mengungkapkan kritik terhadap alokasi dana untuk penelitian kanker. Kartu tersebut menyatakan, “Anggaran tahunan National Cancer Institute adalah USD 1,8 miliar, dan hanya 5 persen dialokasikan untuk pencegahan kanker.” Inisiatif ini kemudian menarik perhatian majalah Self, yang menyebabkan pita pink mulai dikenal luas.
Simbol pita pink ternyata juga menimbulkan kontroversi. Meski banyak yang mengenakannya dengan bangga, mengungkapkan rasa syukur atas dukungan bagi penderita kanker payudara, ada juga suara-suara kritis yang menilai bahwa gerakan ini kehilangan substansi. Masyarakat masih mempertanyakan esensi di balik penggunaan pita sebagai simbol kesadaran, terutama saat banyak penderita kanker merasa perjuangan mereka tidak sepenuhnya terwakili.
Perkembangan simbol pita dalam sejarah Amerika dapat ditelusuri bermula dari dua peristiwa penting. Pada tahun 1979, Penney Laingen, istri seorang sandera di Iran, mengikatkan pita kuning di pepohonan sebagai tanda harapan. Pita rasa percaya dan solidaritas ini menjadi viral, mulai dipakai di seluruh negeri. Kemudian, pada tahun 1991, aktivis AIDS mengangkat kembali semangat pita dengan merubah warna menjadi merah cerah sebagai simbol semangat perjuangan melawan penyakit tersebut. Transformasi ini mendorong pertumbuhan gerakan pita sebagai simbol untuk berbagai isu amal, menjadikannya hal yang umum di banyak acara sosial.
Pita pink telah menjadi simbol utama dalam kampanye kesadaran kanker payudara, dan kini beraneka warna pita juga hadir untuk mempresentasikan berbagai jenis kanker dan dukungan. Diantaranya adalah pita merah muda menyala untuk kanker payudara inflamasi, pita biru kehijauan dan merah muda untuk kanker turunan dan ginekologi, serta pita merah muda dan biru untuk kanker payudara pria.
Menurut data dari National Breast Cancer, keberagaman warna pita ini mengingatkan kita akan kompleksitas dan luasnya masalah kesehatan yang dihadapi oleh banyak orang. Sudah saatnya, kesadaran akan kanker payudara tidak hanya diperingati dengan memakai pita, tetapi juga dengan aksi nyata dalam mendukung penelitian dan pendidikan tentang pencegahan kanker.
Penggunaan pita sebagai simbol juga mengindikasikan bagaimana masyarakat dapat bersatu dalam menghadapi isu kesehatan yang serius. Pita pink dan berbagai warna lainnya telah menjadi alat komunikasi yang efektif, menyampaikan pesan harapan, dukungan, dan solidaritas. Berbagai organisasi dan individu telah berupaya untuk menggulirkan perubahan, baik dari sisi kebijakan kesehatan maupun dukungan kepada pasien.
Dalam konteks tersebut, penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa setiap pita yang dikenakan merupakan pernyataan komitmen terhadap upaya melawan kanker. Setiap cerita di balik pita ini adalah bagian dari perjuangan yang lebih besar, menggambarkan harapan, duka, dan determinasi untuk menciptakan perubahan yang berarti dalam kehidupan banyak orang. Selain itu, dengan adanya perkembangan informasi dan edukasi terkait kanker, masyarakat diharapkan dapat lebih proaktif dalam pemeriksaan dan pencegahan deteksi dini.
Melalui pita pink, kita diingatkan bahwa setiap langkah kecil dalam menciptakan kesadaran dapat membawa dampak besar bagi mereka yang berjuang melawan kanker payudara. Mari kita lanjutkan perjuangan ini dengan menanamkan kepedulian dalam diri kita dan mendukung mereka yang membutuhkan.
Source: women.okezone.com
