Pasien Ginjal Harus Hati-hati: Mengapa Tidak Boleh Sembarangan Minum Air Putih?

Pasien penyakit ginjal perlu berhati-hati dalam memilih jenis dan jumlah air yang dikonsumsi. Para ahli kesehatan menegaskan bahwa tidak semua jenis air, termasuk air putih kemasan, aman untuk dikonsumsi. Ini penting diperhatikan karena ginjal adalah organ vital yang bertanggung jawab untuk membuang racun dan sisa metabolisme tubuh. Fungsi ginjal yang menurun akan semakin berisiko jika pasien tidak memperhatikan asupan cairan mereka.

Air berperan krusial dalam menjaga kesehatan ginjal. Menurut National Kidney Foundation (NKF), menjaga tubuh terhidrasi mendukung aliran darah ke ginjal yang pada gilirannya memfasilitasi proses penyaringan. “Kekurangan cairan dapat mengakibatkan urine menjadi pekat, yang berpotensi meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal,” jelas NKF. Dalam keadaan normal, terutama bagi penderita penyakit ginjal kronis pada tahap awal, konsumsi air sekitar 1,5 hingga 2 liter sehari masih dianggap aman.

Namun, situasi berbeda terjadi bagi pasien yang menjalani dialisis. Untuk mereka, jumlah cairan yang dikonsumsi harus diatur dengan ketat, karena ginjal sudah tidak mampu lagi mengeluarkan cairan berlebih. Menurut informasi resmi dari NKF, asupan cairan yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, yang pada gilirannya bisa meningkatkan tekanan darah dan memberikan beban lebih pada jantung. Ini adalah isu serius yang harus dihindari oleh pasien ginjal.

Kualitas Air yang Diminum

Selain jumlah, kualitas air juga menjadi faktor penting yang harus diperhatikan. Air dengan kadar mineral yang tinggi, terutama natrium, kalium, fosfat, dan kalsium, sebaiknya dihindari. Mengonsumsi air dengan kandungan mineral terlarut rendah (low TDS) lebih disarankan, khususnya bagi penderita gagal ginjal yang membutuhkan perhatian ekstra terhadap asupan elektrolit. Hal ini diperkuat oleh saran dari situs kesehatan Eau-Exquise.fr, yang merekomendasikan bagi pasien ginjal untuk memilih air dengan kandungan natrium serendah mungkin agar tidak terjadi penumpukan elektrolit dalam darah.

Mengapa Memilih Air yang Tepat Itu Penting?

Kondisi ginjal yang menurun membuat organ ini kurang efisien dalam proses detoksifikasi. Oleh karena itu, memilih air yang berkualitas tinggi menjadi langkah penting. Air berkualitas buruk dapat memperberat kerja ginjal dan berpotensi memicu komplikasi lebih lanjut. Dalam hal ini, pasien ginjal perlu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk menentukan jenis air mana yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan mereka.

Apa yang Harus Dilakukan?

Bagi pasien yang belum memiliki masalah ginjal yang serius, menjaga hidrasi dengan meminum air putih dalam jumlah yang tepat direkomendasikan. Namun, bagi mereka yang sudah menjalani dialysis, langkah-langkah pencegahan seperti pengawasan asupan cairan harian menjadi sangat krusial. Pasien harus rutin memeriksa kadar natrium dan mineral lain dalam darah mereka untuk menghindari efek negatif akibat kelebihan cairan atau mineral dalam tubuh.

  1. Konsultasi dengan Dokter: Selalu diskusikan rencana diet dan asupan cairan dengan dokter.
  2. Pilih Air yang Tepat: Utamakan air dengan rendah natrium dan mineral.
  3. Perhatikan Tanda dehidrasi: Pantau gejala yang mungkin muncul sebagai tanda kurangnya cairan.
  4. Batasi Kafein dan Gula Tambahan: Keduanya dapat berkontribusi terhadap dehidrasi.

Sebagai tambahan, pemantauan secara berkala oleh tenaga medis akan membantu dalam mengelola kesehatan pasien ginjal dengan lebih efektif. Pencegahan dan perhatian terhadap asupan cairan bukan hanya sekadar menjaga kuantitas, tetapi juga kualitas menjadi kunci untuk menjaga agar fungsi ginjal tetap optimal. Ini adalah langkah strategis yang harus diambil setiap pasien ginjal demi kesehatan jangka panjang dan kualitas hidup yang lebih baik.

Source: lifestyle.bisnis.com

Exit mobile version