Strategi Efektif Penanganan Kanker Payudara Stadium Lanjut yang Perlu Diketahui

Kanker payudara stadium lanjut menjadi salah satu tantangan serius dalam dunia kesehatan, khususnya di Indonesia. Dengan estimasi 400.000 kasus baru kanker terdeteksi setiap tahunnya dan angka kematian mencapai 240.000, kanker payudara menduduki peringkat tertinggi sebagai penyebab kematian akibat kanker di tanah air. Peningkatan jumlah kasus ini menjadi peringatan bahwa tanpa strategi pencegahan dan deteksi dini, beban penyakit akan semakin berat di masa depan.

Data dari GLOBOCAN menunjukkan bahwa secara global, terdapat 2,3 juta kasus baru kanker payudara setiap tahun. Angka kematian global mencapai 666.000. Dr. Siti Nadia Tarmizi, Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, menekankan bahwa tantangan ini bukan hanya masalah medis, tetapi juga sosial dan ekonomi. "Biaya pengobatan yang tinggi, hilangnya produktivitas, serta dampak psikologis bagi pasien dan keluarga menjadi isu yang harus diatasi," ujarnya.

Satu di antara penyebab tingginya angka kematian adalah terlambatnya diagnosis, karena banyak pasien yang datang ke dokter dalam kondisi stadium lanjut. Menurut dr. Agnes dari MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, banyak kasus kanker payudara yang terdeteksi secara tidak sengaja saat pemeriksaan kesehatan. "Semua bisa dihindari dengan rutinnya melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan mammografi," katanya.

Deteksi Dini dan tantangan Skrining

Mammografi masih dianggap sebagai metode skrining terbaik, namun di Indonesia, akses terhadap alat ini masih terbatas. Hanya sekitar 200 dari 3.000 rumah sakit yang dilengkapi dengan mesin mammografi. "Kami sedang berusaha agar setiap rumah sakit provinsi dilengkapi dengan alat ini pada tahun 2024," jelas Dr. Siti. Selain itu, program edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pemeriksaan payudara juga masih menjadi fokus utama.

Terdapat banyak mitos yang menghambat masyarakat melakukan skrining. Dr. Nina, Kepala Departemen Radiologi MRCCC, menjelaskan bahwa kekhawatiran tentang rasa sakit saat mammografi adalah hal yang tidak berdasar. "Ada teknologi baru yang membuat proses ini lebih nyaman dan cepat tanpa mengorbankan kualitas hasil," katanya.

Perawatan Multidisiplin untuk Kanker Payudara

Dalam mengatasi kanker payudara stadium lanjut, pendekatan perawatan multidisiplin kini diadopsi oleh banyak rumah sakit. DR. dr. Andhika Rahman dari MRCCC Siloam Hospitals Semanggi menjelaskan bahwa pendekatan ini melibatkan kolaborasi berbagai spesialis medis. Hal ini bertujuan untuk memberikan perawatan komprehensif dan efektif yang mempertimbangkan kondisi fisik, psikologis, sosial, dan kualitas hidup pasien.

"Pada stadium lanjut, pengobatan tidak hanya fokus pada tumor di payudara, tetapi juga bagaimana mengontrol penyebaran penyakit dan menjaga kualitas hidup pasien," ujarnya. Dengan pendekatan ini, tim medis berupaya menyeimbangkan efektivitas terapi dengan kenyamanan pasien.

Pendekatan multidisiplin dianggap sebagai standar emas dalam pengobatan kanker payudara di seluruh dunia dan kini mulai diterapkan di Indonesia. Melalui kolaborasi lintas disiplin ini, harapan untuk pasien hidup dengan kualitas yang baik meski dalam kondisi serius semakin meningkat.

Kementerian Kesehatan RI, bersama dengan berbagai rumah sakit, terus mengupayakan peningkatan akses dan kualitas perawatan terhadap pasien kanker payudara. Masyarakat diharapkan semakin sadar akan pentingnya deteksi dini, sehingga bisa menekan angka kasus yang terdiagnosis di tahap lanjut. Dengan berbagai upaya ini, harapannya adalah untuk menurunkan angka kematian akibat kanker payudara di Tanah Air.

Source: lifestyle.bisnis.com

Exit mobile version