Aritmia, gangguan irama jantung yang seringkali tidak disadari, bisa berakibat fatal jika diabaikan. Gangguan ini dapat membuat detak jantung lebih cepat, lebih lambat, atau tidak teratur. Dalam keadaan yang ekstrem, aritmia dapat menyebabkan kematian jantung mendadak, sebuah kondisi yang telah merenggut sekitar 10-15 persen kematian di seluruh dunia.
Menurut Dr. Dicky Armein Hanafy dari Asia Pacific Heart Rhythm Society, aritmia dapat memicu berbagai masalah kesehatan serius. Irama jantung yang tidak teratur bisa mengakibatkan terbentuknya gumpalan darah, yang meningkatkan risiko stroke dan gagal jantung. Terlebih lagi, data menunjukkan bahwa insiden kematian jantung mendadak mencapai 40-100 kasus per 100.000 orang per tahun, dengan laki-laki memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Mencegah dan mendeteksi aritmia secara dini sangat penting. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin seperti tekanan darah, gula, dan kolesterol minimal setahun sekali.
2. Segera berkonsultasi dengan dokter jika ada riwayat keluarga meninggal mendadak di usia muda.
3. Mengenali tanda-tanda aritmia, seperti nyeri dada, sesak napas, atau detak jantung yang tidak teratur.
Dr. Agung Fabian Chandranegara menekankan pentingnya gaya hidup sehat untuk mencegah aritmia. Orang perlu menghindari rokok, berolahraga secara teratur, tidur cukup, dan mengelola stres. Tak hanya itu, masyarakat juga perlu memahami teknik pertolongan pertama. Bantuan Hidup Dasar seperti resusitasi jantung paru (RJP) dapat meningkatkan peluang hidup korban henti jantung.
Pendidikan mengenai teknik CPR sangat penting. Setiap menit tanpa CPR mengurangi peluang hidup secara signifikan. Penelitian menunjukkan bahwa CPR yang dilakukan oleh orang di sekitar dapat meningkatkan kemungkinan bertahan hidup hingga empat kali lipat.
Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk mengenali denyut nadi mereka sendiri. Cara melakukannya cukup sederhana: letakkan jari telunjuk dan tengah di pergelangan tangan atau leher, hitung denyutnya selama 30 detik, kemudian kalikan dua untuk mendapatkan denyut per menit. Denyut normal berkisar antara 60 hingga 100 detak per menit.
Peringatan Pulse Day setiap 1 Maret bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mengenai aritmia. Kampanye seperti “MEraba NAdi SendiRI (MENARI)” mengajak masyarakat untuk lebih memahami irama jantung mereka. Pelaksanaan pengecekan nadi oleh orang-orang dapat membantu menentukan apakah ada gangguan yang perlu diwaspadai.
Dengan mengenali gejala dan risiko, pencegahan aritmia bisa dilakukan lebih efektif. Semakin tinggi kesadaran masyarakat, semakin besar peluang untuk mencegah komplikasi yang berbahaya. Mengedukasi diri tentang kesehatan jantung dan mengenali tanda-tanda gangguan adalah langkah penting menuju pencegahan aritmia.
Kesehatan jantung adalah investasi jangka panjang. Mengambil langkah proaktif untuk memantau kondisi jantung dan mengadopsi gaya hidup sehat menjadi tanggung jawab setiap individu. Semakin cepat kita mengenali tanda-tanda dan mencari bantuan, semakin besar kemungkinan untuk hidup sehat dan berkualitas.
Baca selengkapnya di: www.suara.com