Penyakit ginjal kronis semakin menjadi perhatian global. Menurut laporan yang diterbitkan di The Lancet, penyakit ini kini menempati urutan ke-9 sebagai penyebab kematian di dunia, merenggut hampir 1,5 juta jiwa pada tahun 2023. Lebih dari 788 juta orang dewasa di seluruh dunia hidup dengan gangguan ini, dua kali lipat dibandingkan data pada tahun 1990. Jumlah penderita yang terus meningkat menggambarkan epidemi yang tidak bisa diabaikan, tidak hanya di negara maju tetapi juga di negara berkembang.
Kasus penyakit ginjal kronis tertinggi tercatat di Afrika Utara, Timur Tengah, dan Asia Selatan, dengan hampir 16% orang dewasa mengalami masalah fungsi ginjal. China dan India merupakan negara dengan kasus terbesar. Penyakit ini terbukti berkontribusi pada 11,5% kematian akibat penyakit kardiovaskular. Ini menunjukkan bahwa gangguan ginjal tidak hanya merusak fungsi ginjal tetapi juga meningkatkan risiko penyakit jantung.
Faktor Penyebab Terbesar
Berdasarkan penelitian dari Times of India, beban penyakit ginjal kronis terus meningkat selama tiga dekade terakhir. Berikut adalah beberapa faktor utama yang berkontribusi:
- Faktor Risiko Metabolik: Diabetes, hipertensi, dan obesitas merusak struktur penyaring ginjal.
- Usia: Fungsi ginjal cenderung menurun seiring bertambahnya usia.
- Akses Kesehatan yang Tidak Merata: Skrining dan deteksi dini yang tidak optimal membuat banyak kasus terdiagnosis pada tahap lanjut.
Dengan prevalensi yang menyentuh 14,2%, lebih dari satu dari sepuluh orang dewasa diperkirakan mengidap penurunan fungsi ginjal. Sayangnya, banyak yang tidak menyadari gejala awal, sehingga baru mencari bantuan ketika situasi sudah kritis.
Mengapa Harus Jadi Perhatian?
Ginjal memiliki peran vital dalam menyaring limbah dan mengatur tekanan darah. Saat fungsi ginjal menurun, gejala yang muncul sering kali samar atau tidak spesifik. Banyak penderita baru menyadari adanya masalah ketika sudah berada di tahap lanjut. Gangguan fungsi ginjal dapat menyebabkan komplikasi serius seperti hipertensi, penumpukan cairan, hingga serangan jantung atau stroke.
Tanda Awal yang Tak Boleh Diabaikan
Penyakit ginjal kronis berkembang perlahan, namun ada beberapa sinyal yang perlu diwaspadai, terutamanya bagi mereka yang memiliki riwayat diabetes, hipertensi, atau obesitas. Gejalanya meliputi:
- Perubahan Pola Buang Air Kecil: Baik frekuensi yang meningkat atau menurun. Urin yang berbuih atau mengandung darah juga bisa menjadi tanda.
- Pembengkakan atau Edema: Terjadi pada pergelangan kaki, tangan, atau di sekitar mata akibat retensi cairan.
- Kelelahan Berkepanjangan: Rasa lelah yang tidak biasa disebabkan oleh penumpukan limbah dalam tubuh.
- Kulit Kering dan Gatal: Biasanya akibat akumulasi racun dalam tubuh.
- Sesak Napas atau Hilang Nafsu Makan: Terlihat terutama pada stadium lanjut penyakit.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Gejala-gejala di atas tidak boleh dianggap sepele. Para ahli merekomendasikan langkah-langkah pencegahan yang lebih agresif:
- Skrining Rutin: Deteksi dini melalui pemeriksaan fungsi ginjal dapat membantu mengidentifikasi masalah sejak awal.
- Kontrol Faktor Risiko: Menjaga gula darah, tekanan darah, dan berat badan bisa membantu melindungi fungsi ginjal.
- Edukasi Publik: Masyarakat perlu memahami hubungan antara penyakit ginjal dan risiko jantung untuk menekan beban penyakit global.
Penyakit ginjal kronis adalah masalah kesehatan yang perlu diwaspadai, terutama dengan tren meningkatnya angka kasus di seluruh dunia. Kesadaran dan deteksi dini adalah kunci untuk mengurangi dampak penyakit ini pada kesehatan masyarakat.
Baca selengkapnya di: health.detik.com