Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Ivan Yustiavandana, mengungkapkan penurunan yang signifikan dalam transaksi judi online di Indonesia. Tahun ini, angka transaksi judi online mengalami penurunan hingga Rp155 triliun dibandingkan tahun sebelumnya, 2024.
Dalam konferensi pers, Ivan menjelaskan bahwa pada tahun 2024, transaksi judi online mencapai Rp359 triliun. Namun, pada kuartal ketiga tahun 2025, angka tersebut berhasil ditekan menjadi Rp155 triliun. Penurunan ini dianggap sangat signifikan dan mencerminkan keberhasilan berbagai upaya penegakan hukum dan kolaborasi antar lembaga.
Ivan menekankan bahwa kolaborasi yang kuat di bawah arahan pemerintah turut berkontribusi pada penurunan 57% transaksi judi online. Hal ini berbanding lurus dengan penurunan jumlah deposito judi online. Jika pada tahun lalu total deposit masyarakat yang bermain judi online mencapai Rp51 triliun, sekarang hanya mencapai Rp24,9 triliun, menurun lebih dari 45%.
Salah satu faktor yang berkontribusi pada penurunan ini adalah pemblokiran akses ke situs-situs judi online. Menurut Ivan, akses masyarakat terhadap situs judi online telah berkurang hingga 70%. Selain itu, pemblokiran rekening-rekening yang berhubungan dengan judi juga telah dilakukan.
Jumlah pemain judi online yang memiliki penghasilan di bawah Rp5 juta juga menunjukkan penurunan yang signifikan. Ivan mencatat adanya penurunan 67,92% dalam kelompok pemain ini. Menurut data PPATK, sekitar 80% pemain judi online merupakan individu dengan penghasilan di bawah Rp5 juta. Dengan adanya penurunan ini, jumlah pemain di kategori tersebut pun berkurang drastis.
Dari total pemain judi online, penurunan secara keseluruhan mencapai 68,32% hingga kuartal ketiga 2025 dibandingkan tahun 2024. Ini menunjukkan adanya perubahan yang positif dalam perilaku masyarakat terkait judi online. Menkomdigi, Meutya Hafid, mencatat bahwa pengawasan yang ketat dari pemerintah juga berperan dalam hasil positif ini.
Kelanjutan pengawasan ini merupakan langkah penting dalam meminimalisir dampak negatif judi online di masyarakat. Menkomdigi juga menyatakan bahwa pihaknya terus memantau transaksi judi online secara langsung. Ia mengedepankan transparansi dan akuntabilitas dalam proses ini, sehingga masyarakat bisa lebih percaya dengan data yang disajikan.
Melihat data ini, penting bagi pihak berwenang untuk tetap berkomitmen dalam menekan angka judi online lebih jauh lagi. Penurunan transaksi bukan hanya sebuah angka, melainkan menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap bahaya judi online semakin meningkat.
PPATK dan pemerintah telah melakukan banyak langkah preventif dalam memerangi judi online. Pemblokiran terhadap 2,4 juta konten dan 2,1 juta situs terkait judi online merupakan langkah nyata yang diambil. Dengan berbagai upaya ini, diharapkan masyarakat bisa lebih teredukasi mengenai risiko yang dihadapi jika terlibat dalam judi online.
Kendati hasil saat ini menunjukkan penurunan yang menggembirakan, pekerjaan masih harus dilakukan untuk mengekang praktik ini. Keterlibatan semua elemen masyarakat dalam mengurangi akses judi online akan sangat membantu. Edukasi dan sosialisasi mengenai bahaya judi online perlu terus digalakkan.
Saat ini, perhatian dan dukungan publik sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman. Ke depannya, langkah-langkah strategis akan terus dilakukan untuk memastikan penurunan judi online menjadi lebih konsisten dan berkelanjutan.
Baca selengkapnya di: nasional.sindonews.com