Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah, membuka Workshop IORA yang bertujuan memperkuat praktik biosecurity dalam akuakultur darat. Acara ini berlangsung di Hotel Santika Padang pada 20 November dan dihadiri berbagai perwakilan, termasuk negara anggota Indian Ocean Rim Association (IORA) dan mitra internasional. Dalam pembukaannya, Mahyeldi menyatakan bahwa kehadiran IORA merupakan kehormatan dan kesempatan untuk memperkuat ketahanan pangan serta kerja sama internasional di bidang perikanan.
Mahyeldi menegaskan potensi besar yang dimiliki kawasan Samudera Hindia. Namun, ia juga mengingatkan tantangan signifikan seperti penangkapan ikan berlebih dan perubahan iklim. Untuk mengatasi isu-isu tersebut, kolaborasi internasional sangat penting dalam membangun ekonomi biru yang inklusif. “Kehadiran IORA mencerminkan komitmen kita untuk memperkuat kerja sama regional dalam budi daya perikanan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Produksi perikanan di Sumbar cukup menjanjikan. Pada 2024, produksi ikan nila diperkirakan mencapai 236 ribu ton. Komoditas laut, seperti tuna dan lobster, juga merupakan unggulan ekspor. Upaya budi daya ikan garing melalui kearifan lokal serta pengembangan kerapu dan rumput laut terus ditingkatkan. Mahyeldi menyampaikan enam fokus utama dalam mendukung ekonomi biru, termasuk pengembangan teknologi pengolahan yang berbasis biosecurity.
Workshop ini dipercaya akan menghasilkan praktik terbaik biosecurity yang bisa diterapkan oleh seluruh negara anggota IORA. Stephanie Johanes, Sekretaris IORA, menekankan pentingnya akuakultur sebagai sektor pangan yang cepat berkembang. Namun, sektor ini juga rentan terhadap wabah penyakit yang dapat mengancam ketahanan pangan. Dia menyatakan bahwa workshop ini strategis untuk berbagi pengalaman dan memperkuat kapasitas teknis antar-negara.
“Diharapkan hasil workshop ini melahirkan rekomendasi konkret untuk memperkuat sistem biosecurity di seluruh negara anggota,” imbuhnya. Inisiatif ini merupakan bagian dari implementasi Work Plan Blue Economy IORA 2024–2027. Melalui strategi-strategi tersebut, diharapkan komitmen negara anggota untuk menghadapi tantangan sektor perikanan semakin meningkat.
Dengan mendorong kolaborasi dan inovasi, Sumbar bertekad untuk menjadi pusat inovasi dan pelatihan perikanan. Ini sejalan dengan visi untuk memperkuat posisi daerah dalam ekonomi biru. Fokus pada biosecurity menjadi sangat relevan dalam menghadapi tantangan global yang sedang dihadapi sektor perikanan saat ini.
Kolaborasi internasional dalam biosecurity perikanan menjadi langkah maju yang diharapkan dapat memberikan manfaat luas bagi negara-negara di kawasan Samudera Hindia. Keberlanjutan ekosistem perikanan bukan hanya penting bagi ketahanan pangan, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan lingkungan.
Sumbar berkomitmen untuk terus menjalin kemitraan yang solid. Dengan memperkuat praktik biosecurity, daerah ini ingin memastikan keberlangsungan industri perikanan dan mengurangi risiko yang dihadapi. Upaya ini diharapkan menjadi inspirasi bagi negara-negara lain untuk melakukan hal yang sama.
Baca selengkapnya di: mediaindonesia.com