Kader Muda PDIP: Tantangan Teladani Pahlawan, Berjuang Tanpa Memikirkan Jabatan!

Kader muda PDI Perjuangan (PDIP) dihadapkan pada tantangan besar. Mereka diharapkan dapat meneladani pahlawan yang berjuang tanpa mempertanyakan jabatan. Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, menekankan perlunya pengorbanan dan komitmen yang tulus untuk bangsa.

Dalam Konferensi Daerah di Pekanbaru, Hasto menyampaikan urgensi penguatan akar budaya Melayu. Ketiga pilar utama yang disoroti adalah budaya, keteladanan sejarah, dan cita-cita masa depan. Hasto menyatakan bahwa identitas kebudayaan sangat penting dalam membangun karakter bangsa.

Hasto menyoroti pengorbanan Sultan Syarif Kasim II. Sejarah menunjukkan bagaimana beliau memberikan semua yang dimilikinya demi kemerdekaan. “Beliau tidak bertanya mau jadi apa, dan lebih memilih menjadi rakyat biasa,” ujarnya.

Selain itu, Hasto mengingatkan kontribusi Bung Karno. Usia muda Bung Karno menjadi fondasi pergerakan untuk merdeka. “Seorang anak muda memekikkan: ‘Saya mendirikan PNI untuk memerdekakan Indonesia Raya,'” sebut Hasto.

Hasto juga menilai pentingnya generasi muda memahami sejarah. Banyak anak bangsa yang lupa sejarah akibat pendidikan politik yang kurang tepat. Ia menantang kader untuk memiliki mental pejuang.

Dalam konteks ini, Hasto menggambarkan surat dari kader PNI yang berani menghadapi hukuman mati. Mereka pergi ke tiang gantungan tanpa rasa takut. Ia menanyakan kepada kader, apakah mereka siap berjuang meski menghadapi intimidasi.

Pesan Hasto menjadi jelas: jabatan bukanlah segalanya. “Menjadi banteng PDIP tidak ditentukan oleh jabatan, tetapi oleh apa yang kita berikan kepada rakyat,” tegasnya.

Hasto mengajak kader untuk tidak hanya mengejar kekuasaan semata. Mereka harus fokus membangun peradaban politik yang berbasis pada ideologi. Dalam konteks ini, pertanyaan penting muncul: “Apakah kita sedang membangun kekuasaan atau peradaban?”

Hasto menekankan peran sentral budaya Melayu dalam menyatukan Indonesia. Ia memuji keindahan budaya Riau yang mencerminkan identitas nasional. “Meskipun pengguna Bahasa Jawa lebih banyak, Bahasa Indonesia yang akarnya Melayu menyatukan kita,” jelasnya.

Tantangan bagi kader muda PDIP adalah membangkitkan semangat pengorbanan. Mereka harus mampu meneladani sikap pahlawan yang berjuang tanpa henti. “Kita harus memikirkan kontribusi kepada bangsa di atas kepentingan pribadi,” katanya.

Kader harus siap berjuang dengan tulus dan ikhlas. Ini bukan hanya tentang politik, tetapi tentang membangun masa depan yang lebih baik. Keberanian dan semangat pengorbanan adalah kunci untuk mewujudkan cita-cita bangsa.

Hasto mengakhiri pesannya dengan harapan. Ia berharap kader muda PDIP dapat meneruskan perjuangan para pahlawan. Dengan begitu, mereka bisa memberikan yang terbaik untuk rakyat dan bangsa. Sikap inilah yang diharapkan dapat membangun peradaban politik yang lebih baik ke depan.

Baca selengkapnya di: www.suara.com
Exit mobile version