Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf, atau yang akrab disapa Gus Yahya, baru-baru ini menjelaskan pentingnya menjaga integritas organisasi melalui kepatuhan pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART). Dia menekankan bahwa setiap pernyataan dan keputusan dalam tubuh NU harus mengacu pada aturan dan konstitusi yang telah ditetapkan. Ini untuk mencegah potensi kegaduhan yang bisa muncul akibat pernyataan yang bertentangan dengan regulasi organisasi.
Gus Yahya menanggapi rapat harian Syuriyah yang viral karena menimbulkan berbagai reaksi di kalangan anggota NU. Dia menyatakan bahwa hasil rapat tersebut akan dievaluasi sesuai ketentuan AD/ART NU. Hal ini penting agar proses organisasi tetap berjalan dengan mekanisme yang benar dan tidak menimbulkan pertentangan yang tidak perlu di internal NU.
Dalam rapat tersebut, yang dihadiri sekitar 50 kiai sepuh dari berbagai daerah, Gus Yahya menerima masukan dan penyesalan terkait keputusan yang diambil sebelumnya. “Tidak ada suara lain dari para kiai yang hadir ini selain menyesalkan apa yang terjadi dengan rapat harian Syuriah,” ungkapnya. Pernyataan ini menunjukkan kekompakan dan keinginan para kiai untuk menjaga keharmonisan dalam organisasi.
Satu poin krusial yang disampaikan Gus Yahya adalah bahwa tidak ada unsur pengunduran diri atau tekanan untuk mundur dari jabatan Ketua Umum PBNU. Dia mengingatkan akan pentingnya mengembalikan segala masalah internal ke AD/ART yang sudah ada. Menurutnya, meskipun mungkin ada beberapa kekurangan dalam sistem yang ada, semua masalah harus diselesaikan secara bersama dalam jiwa kekeluargaan.
Pergeseran situasi ini terlihat dari dukungan yang terus mengalir kepada Gus Yahya. Dalam forum yang diadakan, sekitar 50 hingga 60 kiai mengikuti diskusi melalui Zoom, menandakan tingginya minat dan perhatian terhadap langkah-langkah yang diambil oleh kepemimpinan NU saat ini. Pertemuan ini bukan hanya untuk menyelesaikan masalah internal, tetapi juga untuk merencanakan pertemuan yang lebih luas dengan melibatkan banyak kiai sepuh dari seluruh Indonesia.
Forum yang akan berlangsung di Pesantren Lirboyo di Kediri diharapkan mampu menjadi panggung bagi diskusi intensif mengenai dinamika yang terjadi di NU. “Insya Allah waktunya belum ditentukan, tapi kesempatan untuk berkumpul sudah dicapai,” ujar Gus Yahya. Forum tersebut diharapkan menjadi solusi bagi semua pihak dan memperkuat kesatuan di dalam organisasi.
Gus Yahya juga menekankan pentingnya kebijaksanaan para ulama dalam menyelesaikan konflik. Dia berharap, melalui pertemuan ini, NU dapat menemukan jalan keluar dari berbagai isu yang berlarut-larut. Kehadiran kiai sepuh dan unsur kepemimpinan lainnya diharapkan dapat menjadi penentu dalam merumuskan langkah selanjutnya.
Melihat perkembangan ini, dapat dikatakan bahwa Gus Yahya berkomitmen untuk menjaga stabilitas NU. Langkah ini merupakan cerminan dari bentuk kepemimpinan yang inklusif dan berbasis pada musyawarah. Komunikasi yang terbuka dengan kiai sepuh diharapkan mampu menciptakan sinergi dalam mengatasi permasalahan yang ada.
Dalam menghadapi tantangan ke depan, PBNU diharapkan tetap berpegang pada prinsip-prinsip yang sudah ada. Seluruh anggota NU diajak untuk tidak memperuncing masalah, melainkan menyelesaikannya dengan cara baik. Gus Yahya menegaskan bahwa meskipun ada ganjalan dalam sistem, cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan bersama-sama mencari solusi. Ini adalah langkah penting untuk memperkuat NU sebagai organisasi yang bertanggung jawab dan terstruktur.
Baca selengkapnya di: www.inews.id