Warga Kampung Binuangen, Lebak, Banten, menyampaikan aspirasi untuk pendirian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Perikanan. Ini adalah respon terhadap potensi ekonomi laut yang ada, terutama seiring dengan keberadaan Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang telah memulai kegiatan ekspor hasil laut.
Bonnie Triyana, anggota Komisi X DPR RI, menanggapi usulan ini dengan serius. Ia meninjau langsung UPI yang baru beroperasi sejak September 2024. Dalam kunjungan tersebut, Bonnie menyatakan pentingnya dukungan pendidikan vokasi untuk mengoptimalkan potensi perikanan setempat. Namun, ia menekankan bahwa ada syarat teknis yang harus dipenuhi sebelum pendirian SMK.
“Untuk mendirikan SMK Perikanan, kita perlu lahan minimal 3 ribu meter persegi dengan status kepemilikan yang jelas,” jelas Bonnie. Di samping itu, kebutuhan sarana dan prasarana sangat kompleks. Peralatan praktik seperti perahu dan kapal jadi prioritas utama. Hal ini membutuhkan perencanaan dan kolaborasi yang solid antara masyarakat dan pemerintah.
Bonnie berkomitmen untuk mengawal aspirasi berdirinya SMK Perikanan secara bertahap. “Jika ada keseriusan dari masyarakat, mari kita mulai dari perencanaan yang jelas,” tegasnya. Terlebih, ia juga menanggapi keluhan masyarakat tentang sekolah lain yang hanya beroperasi selama dua jam sehari.
Dalam agenda serap aspirasi tersebut, Bonnie mengunjungi UPI milik PT Almas Juanda Bersama. Pemilik UPI, Haji Cosmas, menjelaskan tentang aktivitas ekspor mereka. “Kami mengekspor tuna ke Vietnam, lobster ke China dan Vietnam, serta ikan mahi-mahi ke Amerika,” ungkapnya. UPI ini dapat mengirimkan 10-40 ekor tuna setiap hari, sementara untuk lobster bisa mencapai satu ton saat musim puncak. Semua hasilnya berasal dari nelayan lokal.
Haji Cosmas menekankan tujuan pendirian UPI. “Kami ingin memotong mata rantai perdagangan yang merugikan nelayan. Sebelumnya, nelayan hanya menerima harga rendah untuk hasil tangkapannya,” tuturnya. Dengan keberadaan UPI, peningkatan pendapatan nelayan lokal diharapkan dapat terwujud.
Bonnie menilai keberhasilan UPI sebagai titik penting dalam memajukan sektor perikanan. Ia berharap adanya sinergi antara lembaga pendidikan dan industri. “Keberhasilan UPI ini membuktikan potensi yang harus didukung. Komitmen kami untuk mendorong SMK Perikanan adalah tentang menjamin masa depan ekonomi anak-anak nelayan,” katanya.
Melihat potensi ekspor yang besar dari hasil laut seperti tuna, penting bagi pemerintah untuk memberikan dukungan kepada masyarakat lokal. Sebuah pendidikan yang berkualitas di bidang perikanan akan merangsang peningkatan keterampilan generasi muda di daerah tersebut.
Bonnie menekankan bahwa SMK Perikanan bukan saja tentang membangun infrastruktur pendidikan. Ini adalah langkah strategis untuk menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat pesisir. Dengan pendidikan yang tepat, diharapkan para lulusan dapat berkontribusi dalam pengembangan sektor perikanan yang berkelanjutan.
Pendirian SMK Perikanan akan memberikan akses pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak nelayan. Dengan adanya pendidikan yang memadai, mereka akan memiliki peluang untuk mengembangkan keterampilan yang relevan dan menghadapi tantangan di industri perikanan. Hal ini sejalan dengan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di wilayah pesisir.
Pengembangan sektor perikanan membutuhkan perhatian dan dukungan dari berbagai pihak. Terlebih, potensi ekonomi yang signifikan harus dioptimalkan dengan melibatkan masyarakat. Keberhasilan UPI di Kampung Binuangen adalah contoh nyata dari langkah awal menuju pengembangan yang berkelanjutan.
