Richardson Hitchins saat ini tengah membidik petarung-petarung ternama di dunia tinju seperti Devin Haney dan Teofimo Lopez. Ia berambisi untuk meraih gelar juara di kelas welter, dengan langkah pertama adalah mengalahkan juara Brian Norman Jr. pada 22 November mendatang. Jika berhasil, Hitchins berencana untuk naik ke kelas 66,6 kilogram guna menantang salah satu dari kedua petarung tersebut.
Hitchins (20-0, 8 KO) baru saja merayakan kemenangan KO atas George Kambosos Jr. di New York, meski kemenangan tersebut tidak cukup untuk membawanya menuju popularitas yang lebih tinggi. Ia merasa perlu memperbaiki citranya dengan melawan lawan yang lebih berisiko, bukan hanya musuh yang dianggap mudah. “Saya melakukan apa yang tidak bisa dilakukan Devin Haney dan Teofimo Lopez, yaitu menghancurkan George Kambosos,” ungkap Hitchins.
Sementara itu, persaingan di antara Hitchins dan Haney serta Lopez semakin memanas. Haney, yang juga memiliki rencana besar menjelang pertarungan kontra Norman, menjadi daya tarik utama bagi Hitchins. Namun, tantangan untuk mengalahkan Haney bukan hanya sekadar aspek teknis; Hitchins harus mampu mendapat perhatian dan pengakuan dari dunia tinju.
Kendati demikian, ada tantangan tersendiri bagi Hitchins. Meskipun ia ingin melawan Haney, peluang tersebut tampak tipis. Haney dan Lopez mungkin lebih tertarik untuk menghadapi lawan lain yang lebih dikenal, termasuk Ryan Garcia. Hitchins harus menghadapi kenyataan bahwa Gaya bertarungnya yang unik tetapi kurang populer dapat mempengaruhi peluangnya mendapatkan pertarungan ini.
Teofimo Lopez juga menjadi salah satu target besar Hitchins. Namun, Lopez berpotensi hanya akan bertarung dengan Hitchins jika imbalan finansialnya setara dengan yang ia terima saat mempertahankan gelarnya. Hal ini menunjukkan bahwa dalam dunia professional boxing, aspek ekonomi sering kali taktis sama pentingnya dengan prestasi di ring.
Dalam pandangan Hitchins, pertarungannya melawan Haney dan Lopez akan menjadi momen penting dalam kariernya. “Ketika saya naik dan merebut sabuknya, dunia tinju seharusnya bangun dan menyadari bahwa ini semua bukan sekadar omong kosong,” tegasnya. Namun, untuk mencapai tujuan ini, Hitchins harus membuktikan dirinya di ring dan mendapatkan izin pertarungan dari petarung-petarung top yang ia kejar.
Dari sudut pandang strategis, Hitchins perlu memperhitungkan lawan-lawan berkelasnya dengan cermat. Kegagalan untuk bersaing dengan kompetitor berisiko lebih besar, seperti Subriel Matias atau Gary Antuanne Russell, bisa berarti hilangnya kesempatan emas untuk dinilai sebagai petinju elite.
Sebagai langkah awal, kemenangan atas Norman Jr. sangat penting bagi Hitchins untuk mendapatkan kepercayaan dan jaminan dalam mengejar pertarungan melawan petarung-petarung yang lebih besar. Selama waktu yang bersamaan, fokus pada peningkatan kemampuan dan menarik perhatian peminat olahraga tinju dunia adalah kunci untuk membuka jalan menuju ambisi besarnya.
Setiap langkah yang diambil Hitchins ke depan harus penuh perhitungan. Dengan sejarah yang telah terjalin di antara para petarung, juga ketidakpastian dalam olahraga ini, penting bagi Hitchins untuk tidak hanya fokus pada lawan-lawan peluang tinggi, tetapi juga menyusun rencana yang dapat membawanya menuju kesuksesan yang lebih besar di kelas welter dan seterusnya.