Kandidat apparel untuk Timnas Indonesia semakin mengerucut, menunjukkan perkembangan signifikan menjelang pemilihan merek jersei yang akan dikenakan oleh para atlet. PT Garuda Sepak Bola Indonesia (GSI) yang mengelola proses tender ini mengonfirmasi bahwa jumlah merek yang bersaing kini telah berkurang dari tujuh menjadi lebih sedikit. Managing Director GSI, Marsal Masita, menyatakan bahwa pengumuman mengenai pemegang jersei baru ini segera dilakukan setelah melalui beberapa tahapan seleksi.
Dalam proses tender yang dimulai pada pertengahan Juli, tujuh merek terkenal, termasuk adidas, Puma, dan Warrix, sebelumnya telah mengajukan proposal resmi untuk menjadi sponsor apparel tim nasional hingga tahun 2030. Proposal ini mencakup berbagai aspek seperti penawaran komersial, kualitas produk, dan rencana aktivasi. Marsal menyebutkan, "Segera harusnya sesuai tenggat waktu, para pesertanya akan diinformasikan apakah mereka terpilih atau tidak."
Proses Seleksi yang Ketat
Tahapan seleksi yang dilakukan oleh GSI untuk memilih apparel timnas melibatkan beberapa putaran evaluasi. Presentasi kedua dari merek-merek yang tersisa diperkirakan akan berlangsung dalam waktu dekat. Dalam presentasi ini, GSI tidak hanya menilai kualitas bahan, tetapi juga aspek logistik dan distribusi yang ditawarkan oleh masing-masing peserta. Penilaian tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa timnas mendapatkan produk dengan kualitas terbaik dan dukungan finansial yang memadai.
Marsal menekankan pentingnya kualitas apparel yang digunakan oleh timnas. "Kita mau timnas kita punya kualitas terbaik. Kualitas bahan terbaik, kualitas apparel terbaik," ujarnya. Hal ini mencerminkan komitmen GSI dan PSSI untuk mendukung performa timnas dengan produk-produk berkualitas tinggi.
Royalti dan Kerjasama Durasi Panjang
Pada sisi lain, terdapat juga ketentuan mengenai royalti dari penjualan jersei yang harus diberikan kepada PSSI dan pemain sebagai syarat dalam proses tender ini. Sebelumnya, merek Erspo memberikan royalti sebesar 7 persen kepada PSSI dan 10 persen kepada pemain. Hal ini dinilai penting untuk mengukur seberapa besar jersei timnas terjual di pasar.
Kontrak saat ini dengan Erspo, yang sudah terjalin sejak Februari 2024, dipastikan akan berakhir pada Februari 2026. Meskipun ada kemungkinan untuk mengganti apparel dengan merek lain, Marsal mengakui bahwa timnas bisa saja tetap memakai Erspo jika mereka mampu memenuhi standar kualitas yang diharapkan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. "Ketum juga menanamkan terus ke kami bahwa, ‘timnas harus dapat produksi yang terbaik,’" tambah Marsal.
Pengumuman Pemegang Jersei
Pengumuman untuk apparel baru timnas Indonesia dijadwalkan berlangsung pertengahan bulan ini. GSI berencana untuk mengumumkan pemenang tender ini melalui situs resmi dan media sosial PSSI. Langkah ini diharapkan tidak hanya untuk meningkatkan kualitas penampilan timnas tetapi juga untuk mengoptimalkan potensi pemasaran jersei timnas ke depan.
Dengan berbagai evaluasi yang dilakukan, serta komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi timnas, publik sepak bola Indonesia dapat berharap akan adanya perubahan positif terkait apparel yang dikenakan oleh para pemain. Dukungan dari merek yang terpilih diharapkan mampu membawa perubahan signifikan dalam performa, serta citra timnas Indonesia di mata dunia.