Juara kelas berat tak terbantahkan, Oleksandr Usyk, tengah berada dalam sorotan setelah mengajukan permohonan untuk memperpanjang waktu bagi pertarungan wajibnya melawan Joseph Parker. Permintaan ini muncul seiring dengan semakin dekatnya tenggat waktu yang ditetapkan oleh badan sanksi. Joseph Parker, petinju asal Selandia Baru, kini harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan kesempatan merebut gelar juara kelas berat yang sudah lama dinantinya.
Menurut berita yang diterbitkan oleh BoxingScene, Usyk telah meminta “penangguhan proses” untuk mendorong waktu negosiasi pertarungan wajibnya melawan Parker. Aturan yang ditetapkan pada 23 Juli lalu mengharuskan kedua petinju untuk memulai negosiasi. Hingga saat ini, satu-satunya kemajuan yang didapat adalah upaya Usyk untuk mundur dari pertarungan tersebut. Mantan juara dunia ini, dengan rekor 24-0 (15 KO), menyebutkan masalah cedera punggung yang dialaminya sebagai alasan permohonan penundaan.
Selain cedera, kelelahan fisik yang dialaminya akibat bertanding di level tertinggi selama beberapa tahun terakhir turut berkontribusi pada keputusannya. Usyk, yang kini berusia 38 tahun, telah aktif di dunia tinju dengan banyak pertarungan yang sangat melelahkan. Dalam konteks ini, Joseph Parker, seorang petinju berpengalaman dengan rekor 36-3 (24 KO), terus menunggu dengan sabar proses yang sangat penting ini.
Parker telah merupakan pemegang gelar interim WBO sejak mengalahkan Zhang Zhilei pada Maret lalu. Sementara itu, Usyk telah terlibat dalam serangkaian pertarungan dengan beberapa petinju top, termasuk duel melawan Tyson Fury dan pertandingan ulang melawan Daniel Dubois. Pertarungan melawan Fury pada 18 Mei lalu menjadi titik penting dalam karier Usyk, di mana ia berhasil menjadi juara kelas berat tak terbantahkan di abad ke-21.
Usyk menjadwalkan pertandingan ulang melawan Fury setelah sukses mengalahkannya, yang akhirnya berdampak pada posisinya dalam klasemen kelas berat. Ia terpaksa mengosongkan sabuk IBF dan memilih untuk bertarung dengan Dubois. Usyk kemudian meraih keberhasilan kembali dengan mengalahkan Dubois dalam laga yang digelar pada 19 Juli lalu, yang merupakan pertandingan ketiganya dalam waktu singkat.
Keputusan untuk meminta perpanjangan waktu ini juga dinilai strategis bagi Usyk. Di sisi lain, Parker harus menghadapi kenyataan bahwa waktu terus berjalan, dan ada risiko bahwa pertarungan ini bisa dibatalkan jika negosiasi tidak mencapai kesepakatan yang diharapkan. Dalam situasi ini, badan sanksi seperti WBO berperan penting dalam menentukan langkah selanjutnya, dan permohonannya akan diajukan oleh Komite Kejuaraan WBO.
Ketidakpastian ini memperjelas bahwa Usyk berada dalam posisi yang sulit. Jika ia ingin mempertahankan gelar juara WBO, pertarungan melawan Parker harus segera terwujud. Namun, aspek kesehatan dan kesiapan fisik menjadi prioritas bagi petinju asal Ukraina ini. Dalam perspektif yang lebih luas, perkembangan ini menunjukkan bahwa meskipun Usyk adalah petinju yang dominan, ia tetap menghadapi tantangan dalam mempertahankan posisinya di dunia tinju.
Dalam dunia yang penuh dengan kejutan, masa depan Oleksandr Usyk dan Joseph Parker kini tergantung pada keputusan badan sanksi. Para penggemar tinju dapat berharap agar pertarungan ini segera terwujud demi menyaksikan aksi dua petinju kelas berat teratas di arena. Sementara itu, dengan berbagai faktor yang berpengaruh, pemantauan terhadap kelanjutan proses negosiasi ini patut untuk diperhatikan oleh seluruh pencinta olahraga tinju.