Oleksandr Usyk, juara kelas berat tak terbantahkan, kini menghadapi keraguan setelah menyaksikan penampilan mengesankan Moses Itauma yang berhasil meng-KO Dillian Whyte di ronde pertama. Kekecewaan ini diungkapkan oleh mantan juara dunia David Haye, yang berpendapat bahwa kemenangan Itauma yang cepat dan bersih membuat Usyk tidak dapat menemukan kelemahan yang bisa dimanfaatkan dalam pertarungan mendatang.
David Haye menjelaskan bahwa Usyk tidak akan merasakan peningkatan rasa percaya diri setelah melihat pertarungan itu. “Dia tidak akan mendapatkan kepercayaan diri dari itu. Jika dia menontonnya, dia tidak akan berpikir, ‘Jika saya melawannya, saya akan melakukan ini,’” ujar Haye saat diwawancarai oleh Pro Boxing Fans. Satu hal yang terlihat jelas, lanjut Haye, adalah kurangnya perlawanan dari Dillian Whyte yang berusia 37 tahun. Whyte tidak dapat melancarkan pukulan berarti sehingga memudahkan Itauma untuk melakukan serangan.
Performa Itauma menjadi sorotan karena kemampuan tekniknya yang sangat baik, membuatnya terlihat sangat siap untuk menghadapi lawan-lawan kelas atas di masa depan. Sekarang, ada beberapa nama yang disebut-sebut sebagai kemungkinan lawan untuk Itauma, termasuk Anthony Joshua. Namun, adanya kendala terkait pelatih Ben Davison, yang saat ini melatih kedua petinju tersebut, dapat mempersulit terwujudnya pertarungan itu.
Taktik promotor Itauma, Queensberry, dalam memilih lawan juga mendapat pujian. Haye menambahkan bahwa Itauma akan mengalahkan banyak petinju di klasemen jika ia mempertahankan performa tersebut. “Jika dia seperti yang saya pikirkan, itu akan menjadi pekerjaan mudah bagi semua orang,” tambahnya. Haye bahkan sependapat dengan jurnalis Gareth A. Davies yang menyatakan bahwa Itauma bisa mengalahkan Anthony Joshua dalam waktu singkat.
Dengan performa yang mengesankan dari Itauma, dapat dimengerti mengapa Usyk merasakan tekanan. Dalam dunia tinju, melihat seorang petinju muda dengan kemampuan luar biasa bisa menciptakan kecemasan, terutama bagi seorang juara seperti Usyk yang tengah mempersiapkan diri untuk mempertahankan gelarnya. Ada banyak tekanan di pundak Usyk untuk tak hanya mengandalkan pengalaman, tetapi juga berinovasi dalam strategi menghadapi penantang baru.
Dillian Whyte, yang menjadi korban KO Itauma, bukanlah sembarang petinju. Ia telah melawan banyak lawan berat dan menguasai banyak teknik. Namun, kekalahannya menunjukkan bahwa usia dan pengalaman saja tidak selalu cukup. Kehilangan momentum dan tidak dapat beradaptasi dengan cepat terhadap gaya permainan Itauma menjadi faktor kunci. Usyk, yang tidak mampu melihat banyak kelemahan dalam permainan Itauma, tentunya merasa khawatir mengenai kemungkinan lawan berikutnya untuk dirinya.
Seiring dengan antisipasi pertarungan yang akan datang, massa penggemar tentu berharap Usyk bisa menemukan cara untuk kembali percaya diri dan memanfaatkan peluang yang ada. Terlebih, tinju kelas berat saat ini penuh dengan persaingan yang ketat, dan setiap kekalahan dapat mengubah peta persaingan dengan sangat cepat.
Untuk saat ini, fokus Usyk pasti tertuju kepada persiapan untuk pertarungan mendatang. Dalam dunia yang kompetitif ini, menjaga kepercayaan diri dan menemukan celah dalam permainan lawan adalah kunci. Dengan banyak pertarungan yang menjanjikan di depan, Usyk perlu mengambil langkah bijaksana untuk tampil lebih baik dan kembali memperlihatkan kehebatannya di ring.