Momen bersejarah baru saja terjadi di Bundesliga ketika Kevin Diks, bek Timnas Indonesia, mencatatkan namanya sebagai pemain Indonesia pertama yang bermain di liga tertinggi Jerman. Debut Diks di Borussia-Park, pada 24 Agustus 2025, bukan hanya menjadi kebanggaan tersendiri untuk publik Tanah Air, tetapi juga membuka jalan bagi generasi pemain Indonesia selanjutnya. Meski hal ini tidak bisa dipungkiri sebagai pencapaian yang signifikan, Diks bukanlah yang pertama dari kawasan ASEAN yang menembus kompetisi kelas dunia ini. Sejak tahun 1979, sudah ada beberapa pemain Asia Tenggara yang lebih dulu menjajal kerasnya Bundesliga. Berikut adalah lima pemain tersebut.
1. Witthaya Laohakul (Thailand)
Pemain asal Thailand, Witthaya Laohakul, memulai langkah sebagai pionir pada tahun 1979 dengan bergabung bersama Hertha Berlin. Selama kariernya di Bundesliga, Laohakul mencatatkan total 33 penampilan. Keberhasilannya membuka pintu bagi pemain lain dari kawasan ASEAN untuk mengikuti jejaknya dan membuktikan bahwa mereka pun mampu berkompetisi di level tinggi.
2. Lim Teong Kim (Malaysia)
Tahun 1987 menjadi tahun ketika Lim Teong Kim dari Malaysia mengikutinya dengan bergabung bersama Hertha Berlin. Meski kariernya di Bundesliga tidak sebanyak Laohakul, hanya mencatatkan sembilan pertandingan, Lim tetap dikenang sebagai salah satu talenta berbakat Malaysia dan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.
3. Chhunly Pagenburg (Kamboja)
Dari Kamboja, ada Chhunly Pagenburg yang berkarier di 1. FC Nürnberg antara tahun 2006 hingga 2009. Selama periode tersebut, Pagenburg berhasil mencatatkan 14 penampilan, yang sekaligus menjadi catatan bersejarah bagi perkembangan sepak bola Kamboja di kancah internasional.
4. Stephan Schröck (Filipina)
Filipina menjadi negara ASEAN yang cukup aktif mengirimkan wakilnya ke Bundesliga. Salah satunya adalah Stephan Schröck, yang merasakan atmosfer Bundesliga dengan dua klub yang berbeda, Hoffenheim dan Eintracht Frankfurt, antara tahun 2012 hingga 2014. Tak hanya berkontribusi di Bundesliga, ia juga berpengalaman di kasta kedua, 2. Bundesliga, menunjukkan bahwa pemain Filipina mampu bersaing di level tertinggi.
5. Gerrit Holtmann (Filipina)
Selanjutnya, dari Filipina ada Gerrit Holtmann, winger yang dikenal dengan kecepatan sadarnya. Holtmann menjadi andalan di Mainz dan VfL Bochum hingga musim 2024/2025. Meski Bocum harus terdegradasi dari Bundesliga, Holtmann tetap dianggap sebagai salah satu pemain yang memberikan warna dari kawasan ASEAN di liga Jerman.
Langkah Kevin Diks di Bundesliga bukan hanya sebuah kebanggaan bagi Indonesia, tetapi juga sebuah pengingat akan semangat dan ambisi para pemain ASEAN lainnya yang telah menorehkan nama di liga elit ini. Dengan melihat jejak para pendahulunya, diharapkan kemajuan sepak bola Indonesia dan ASEAN dapat semakin berkembang. Pemain-pemain ini sudah menunjukkan bahwa meski berasal dari negara kecil, mereka mampu bersaing dalam dunia sepak bola yang sangat kompetitif. Keberhasilan Kevin Diks tentunya bisa menjadi inspirasi bagi generasi pemain muda lainnya di Indonesia dan sekitarnya untuk terus bermimpi dan berjuang dalam menjajal liga-liga besar dunia.
