Di tengah gelombang demonstrasi besar-besaran yang melanda Indonesia pada pekan lalu, kiper Manchester United, Andre Onana, mendadak menjadi sorotan publik. Tuntutan para pendemo, yang di antaranya meminta penghapusan tunjangan fantastis anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), ternyata juga mengarah pada refleksi lucu saat mereka menuntut pemerintah untuk “mengadili” Onana. Berbagai tulisan, termasuk di tembok, dengan kalimat “Adili Onana” menjadikan kiper asal Kamerun ini sebagai simbol kemarahan mereka.
1. Andre Onana Jadi Sasaran Empuk
Perlakuan keras terhadap Onana tidak lepas dari performanya yang dianggap buruk setelah bergabung dengan Manchester United pada musim panas 2023. Usai enam bulan berjuang, penampilannya malah menjadi bulan-bulanan para penggemar dan demonstran. Sejak awal musim 2025-2026, ia bahkan hanya tampil satu kali—di ajang Piala Liga Inggris—dan mengalami kegagalan saat timnya tersisih oleh Grimsby Town setelah adu penalti. Dalam laga tersebut, Onana sudah kebobolan dua gol dalam waktu normal, yang menunjukkan bahwa ia belum mampu memenuhi ekspektasi yang tinggi.
2. Jadi Kiper Ketiga Manchester United
Situasi Onana semakin terpuruk ketika dia harus merelakan posisinya sebagai kiper utama. Dengan kedatangan kiper baru, Senne Lammens, dia kini menempati posisi ketiga dalam daftar kiper MU. Lammens, yang baru saja direkrut dari klub Liga Belgia, Royal Antwerp, diharapkan dapat memperbaiki kinerja buruk lini pertahanan Setan Merah. Namun, Lammens pun belum dapat membuktikan kualitasnya; dalam beberapa laga, ia juga kebobolan beberapa gol.
Kehadiran Lammens seolah menjadi sinyal bagi manajemen Manchester United untuk dapat merestrukturisasi tim, setelah kegagalan musim lalu. Sebelumnya, Manchester United mengincar kiper Andalan Timnas Argentina, Emiliano Martinez, namun gagal merekrutnya karena pemain tersebut memilih bertahan di Aston Villa.
3. Tanggapan Publik dan Media Sosial
Aksi demonstrasi ini menjadi viral, terutama di media sosial, di mana para pengguna saling berbagi memes dan canda yang mengaitkan antara Onana dan kondisi politik Indonesia. Banyak pengamat menyebutkan bahwa respons publik terhadap Onana adalah refleksi dari keinginan mereka mengekspresikan ketidakpuasan terhadap isu yang lebih besar. Di tengah situasi tersebut, Onana menjadi simbol yang menyatukan berbagai barbuk kemarahan masyarakat.
4. Dampak Jangka Panjang
Dari sudut pandang olahraga, situasi ini memberi gambaran bahwa tekanan publik terhadap atlet, terutama yang bermain di klub-klub besar, dapat membawa dampak yang signifikan pada kondisi psikologis mereka. Performa Onana yang menurun mungkin juga dipicu oleh beban mental akibat sorotan yang terus meningkat. Ini menjadi pengingat bahwa meskipun mereka adalah figur publik yang sering dianggap kuat, atlit profesional tetap manusia yang dapat merasakan dampak dari kritik.
5. Masa Depan Andre Onana
Sekarang, dengan posisi yang terancam, masa depan Andre Onana di Manchester United menjadi tanda tanya. Apakah ia mampu bangkit dan membuktikan diri kembali di hadapan manajer dan penggemar? Atau justru perjalanan karirnya di Old Trafford akan berakhir lebih cepat dari yang diharapkan? Banyak yang berharap Onana bisa kembali ke performa terbaiknya, tidak hanya untuk karirnya, tetapi juga untuk mengembalikan citra positif klub yang sedang berjuang.
Dengan sorotan tajam dari publik dan evaluasi terus-menerus terhadap kinerja di lapangan, Andre Onana memang berada dalam situasi yang cukup sulit. Namun kolaborasi antara tekanan dari luar dan keinginannya untuk berkembang di lapangan akan sangat menentukan langkah selanjutnya.
